Donald Trump Ancam Tarif Baru terhadap Uni Eropa

14 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menegaskan ancaman untuk mengenakan tarif 50% pada Uni Eropa (UE). Selain itu, ia mengatakan potensi biaya 20% untuk telepon pintar akan berlaku untuk semua perangkat buatan luar negeri dalam eskalasi terbaru perang dagang yang mengguncang pasar dan membingungkan bisnis.

Mengutip Yahoo Finance, Sabtu (24/5/2025), Donald Trump kembali menegaskan keluhannya tentang Uni Eropa pada Jumat,23 Mei 2025.

Ia menuduh blok tersebut melakukan negosiasi yang lambat dan secara tidak adil menargetkan perusahaan-perusahaan dengan tuntutan hukum dan peraturan. Presiden AS Donald Trump mengabaikan kemampuan UE untuk menghindari tarif lebih tinggi. Ia menerapkan tarif UE mulai 1 Juni 2025. “Kami telah menetapkan kesepakatan. Tarifnya 50%,” kata dia.

"Mereka tidak melakukannya dengan benar. Saya hanya, sudah saatnya kita memainkan permainan dengan cara yang saya tahu cara memainkannya,” ujar Trump kepada wartawan.

Secara terpisah, Presiden Trump mengatakan, ancaman tarif potensial sebesar 25% diunggah dalam sebuah unggahan media sosial pada Jumat pagi terhadap Apple Inc juga akan berlaku untuk perangkat dari Samsung Electronics Co.

"Dan siapapun yang membuat produk itu, pemerintahannya akan mulai mengenakan pungutan tersebut pada akhir Juni,” demikian seperti dikutip.

"Jika tidak, itu tidak akan adil,” kata Trump.

Secara keseluruhan, ancaman tersebut yang dapat secara dramatis mengubah perdagangan AS pada produk-produk konsumen utama, memberikan kejutan baru bagi investor.

Wall Street dan Bursa Eropa Tertekan

Hal itu berdampak terhadap wall street. Saham memperpanjang koreksi setelah Trump menuturkan tidak mencari kesepakatan dengan Brussels. Indeks S&P 500 turun 0,7%, turun selama empat hari berturut-turut. Indeks Nasdaq melemah 0,9%. Indeks Dow Jones tergelincir 0,6%. Apple memimpin aksi jual di sektor teknologi dengan turun lebih dari 3%.

Selain itu, bursa saham Eropa juga tertekan setelah unggahan Trump. Indeks Stoxx600 melemah 1,7%. Indeks DAX Jerman susut 2,4%, dan indeks CAC merosot 2,2%. Indeks FTSE London terpangkas 1%.

Surat presiden yang pertama kali diunggah pada Jumat pagi mewakili babak baru ketegangan perdagangan. Hal ini setelah ia umumkan penghentian sementara tarif selama 90 hari untuk negosiasi lebih lanjut.

"Presiden merasa frustasi dengan Uni Eropa,” ujar Menteri Keuangan AS Scott Bessent kepada Bloomberg.

Tarif yang dipertimbangkan Trump untuk diterapkan pada UE lebih dari dua kali lipat ukuran tarif "timbal balik" atau tarif resiprokal awal sebesar 20% yang sempat diberlakukan pada bulan April sebelum ia segera menghentikan tarif tersebut untuk memungkinkan negosiasi lebih lanjut.

Baru Sepakat dengan Inggris

Penghentian sementara tersebut akan berakhir pada 9 Juli. Sejak penghentian sementara tersebut, satu-satunya kesepakatan perdagangan yang diumumkan adalah dengan Inggris Raya.

Bessent menolak untuk berbagi dalam wawancara Fox sebelumnya tentang negara mana yang akan menandatangani kesepakatan dengan AS. Namun, ia mengatakan pembicaraan "berjalan lancar dengan India," dan banyak negara Asia telah mengajukan "kesepakatan yang sangat bagus."

"Ada 18 mitra dagang penting dan, menurut saya, kecuali UE, sebagian besar bernegosiasi dengan itikad baik," kata dia, seperti dikutip dari CNN.

Kemudian dalam wawancara Bloomberg, ia mengatakan yakin "selama beberapa minggu ke depan akan mengumumkan beberapa kesepakatan besar."

Keraguan Trump terhadap UE

Seperti yang ia soroti dalam postingannya di Truth Social, presiden secara khusus mempermasalahkan "hambatan perdagangan nonmoneter," seperti yang telah berulang kali ia sebut; serta negara atau blok perdagangan yang mengalami defisit perdagangan dengan AS. Hal itu terjadi ketika AS membeli lebih banyak dari mitra dagang lain daripada yang dibeli negara tersebut dari AS.

Tahun lalu, AS mengalami defisit perdagangan sebesar USD 236 miliar dengan UE, menurut data Departemen Perdagangan AS. Angka itu lebih tinggi dari angka yang dikutip Trump.

Tanggapan Negara Uni Eropa

Awal bulan ini, UE meninjau rencana tarif balasan senilai hampir USD 108 miliar yang "mencakup berbagai macam produk industri dan pertanian" jika pembicaraan dengan AS gagal, menurut pernyataan yang dipublikasikan Komisi Eropa pada 8 Mei.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan dalam pernyataan terpisah hari itu UE membuat tawaran tarif "nol-untuk-nol" dan sedang mengupayakan solusi yang saling menguntungkan.

"Namun, jika negosiasi gagal, kami juga akan bertindak."

"Dengan kata lain, semua instrumen, semua opsi tetap tersedia," kata Leyen seperti dikutip dari CNN.

Perdana Menteri Irlandia Micheál Martin menyebut ancaman Trump "sangat mengecewakan," katanya dalam pernyataan yang diunggah di X Jumat.

"Saya menyambut baik jeda tarif hingga awal Juli untuk memungkinkan negosiasi lanjutan antara UE dan AS, dan idealnya hasil yang disepakati."

Ia membantah klaim Bessent UE tidak bernegosiasi dengan itikad baik.

Martin menambahkan, "tarif pada tingkat yang disarankan tidak hanya akan menaikkan harga, tetapi juga akan sangat merusak salah satu hubungan perdagangan paling dinamis dan signifikan di dunia, serta mengganggu perdagangan global yang lebih luas."

Menteri Perdagangan Prancis Laurent Saint-Martin mengatakan dalam sebuah posting Jumat di X bahwa ancaman Trump "sama sekali tidak membantu selama periode negosiasi antara Uni Eropa dan Amerika Serikat." "Kami mempertahankan sikap yang sama: de-eskalasi tetapi siap untuk menanggapi," ujar dia.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |