China Lobi WTO soal Tarif Impor Baru AS

3 weeks ago 23

Liputan6.com, Jakarta China dikabarkan berupaya menjalani negosiasi di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terkait turbulensi perdagangan yang terjadi akibat tarif dagang yang diberlakukan Amerika Serikat.

Mengutip US News, Rabu (19/2/2025) China dilaporkan mendorong pengawas perdagangan global untuk menanggapi pengenaan tarif impor yang dikenakan AS.

Sebagai informadi Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan tarif 10% yang menyeluruh pada semua impor dari China. Langkah tersebut mendorong Beijing untuk menanggapi dengan tarif pembalasan dan mengajukan sengketa WTO terhadap Washington.

Diskusi WTO, yang akan berlangsung pada Selasa malam atau Rabu dini hari, akan menjadi sesi pertama menyusul ketegangan perdagangan AS-China yang meningkat.

Seorang pejabat China di WTO mengatakan bahwa pihaknya akan menyampaikan pernyataan resmi yang menyuarakan kekhawatiran tentang tindakan unilateral dan proteksionis pada perdagangan.

Namun, pejabat tersebut tidak menyebut nama negara yang dimaksud.

Direktur Jenderal Ngozi Okonjo-Iweala sejauh ini telah mendesak 166 anggota WTO untuk menahan diri dari tindakan balasan jika terjadi tarif dagang dari Amerika Serikat, guna menghindari perang dagang.

Xi Jinping Temu 4 Mata dengan Bos Alibaba hingga BYD

Diwartakan sebelumnya, Presiden China Xi Jinping pada Senin (17/2) mengadakan pertemuan dengan sejumlah bos besar perusahaan swasta negara itu.

Mengutip Channel News Asia, nama-nama yang termasuk dalam pertemuan tersebut mencakup pendiri Alibaba Jack Ma, Pendiri Huawei Ren Zhengfei dan pemimpin BYD Wang Chuanfu, serta pendiri Deepseek Liang Wenfeng.

Dalam pertemuan itu, Xi Jinping mendorong para pemimpin swasta China untuk tetap percaya diri pada kekuatan model dan pasar negaranya.

Pertemuan tersebut juga diadakan menyusul pengumuman tarif dagang terbaru sebesar 25% terhadap China yang dikenakan Amerika Serikat.

"Ini adalah waktu yang tepat bagi mayoritas bisnis swasta dan pengusaha untuk menunjukkan bakat mereka," kata Xi Jinping dalam sambutan yang dikutip media pemerintah China.

Potret yang dirilis media pemerintah China menunjukkan Xi Jinping tampak berbicara kepada para eksekutif swasta yang berbaris di depannya.

Menjadi Tanda Dukungan bagi Sektor Swasta?

Gambar-gambar tersebut mendorong para investor berebut untuk melihat siapa yang masuk atau keluar di antara para pemimpin bisnis teratas.

Pertemuan ini sekaligus menggarisbawahi pentingnya inovasi sektor swasta bagi China guna mempertahankan sektor teknologinya.

"Ini adalah pengakuan diam-diam bahwa pemerintah China membutuhkan perusahaan sektor swasta untuk persaingan teknologinya dengan Amerika Serikat," kata Christopher Beddor, wakil direktur penelitian China di Gavekal Dragonomics di Hong Kong.

"Pemerintah tidak punya pilihan selain mendukung mereka jika ingin bersaing dengan Amerika Serikat,” ucapnya.

Swasta Sumbang Lebih dari 60% Output Ekonomi China

Sektor swasta di China, yang bersaing dengan perusahaan milik negara, menyumbang lebih dari separuh pendapatan pajak, lebih dari 60 persen dari output ekonomi, dan 70 persen dari inovasi teknologi negara itu, menurut perkiraan resmi.

Pertemuan itu diselenggarakan di Aula Besar Rakyat China, tempat yang pernah digunakan pada tahun 2018 silam untuk pertemuan serupa selama perang dagang pada masa pemerintahan pertama Presiden AS Donald Trump.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |