Liputan6.com, Jakarta Perusahaan agrikultur Syngenta Indonesia turut ambil bagian mendorong pemenuhan ketahanan pangan di Indonesia. Dengan cara, mengenalkan produk herbisida yang jisa membantu petani mengendalikan gulma pada tanaman padi secara efektif, bernama Topmost.
Peluncuran produk tersebut dilakukan di tiga Learning Development Center Syngenta yang berada di tiga lokasi yaitu Jember (18 Januari 2025), Solo (22 Januari 2025), dan Karawang (25 Januari 2025).
Lianasari Sutjokro, Senior Brand Manager Herbicides Seedcare Biostimulant Syngenta Indonesia mengatakan, produk ini upaya mendukung petani dan pemerintah untuk mencapai ketahanan pangan Indonesia.
"Topmost bukan sekadar produk baru, tapi merupakan komitmen kami terhadap peningkatan produktivitas padi nasional," ujar dia. Saat peluncuran turut dihadiri lebih dari 1.800 petani padi.
Peluncuran Topmost sejalan dengan prioritas pemerintah Indonesia dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Dengan potensi mencegah kehilangan hasil hingga 30-40%, Topmost diharapkan dapat berkontribusi signifikan terhadap peningkatan produksi padi nasional.
Topmost 30/300 OD dengan kombinasi bahan aktif Cyhalofop-butyl dan Ethoxysulfuron, yang digadang-gadang bisa mengendalikan gulma daun sempit, daun lebar, dan teki-tekian. Keberadaan gulma tersebut sangat merugikan petani karena dapat memengaruhi hasil panen.
Selama ini, petani Indonesia sering menghadapi tantangan dalam penggunaan herbisida selektif, termasuk kesulitan menentukan waktu aplikasi yang tepat, kebutuhan aplikasi berulang yang memakan waktu dan biaya, dan kekhawatiran akan dampak negatifnya terhadap tanaman padi.
Nani Dwi Astuti, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, yang hadir mewakili Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, mengatakan Presiden Prabowo telah mencanangkan swasembada pangan, terutama beras.
"Namun tantangannya luas lahan semakin berkurang karena peruntukan di luar pertanian. Oleh karena itu, untuk meningkatkan produktivitas padi maka petani harus melakukan intensifikasi dengan menggunakan teknologi pertanian. Dengan penggunaan teknologi ini diharapkan produksi padi dapat meningkat pesat dan mencegah terjadinya impor beras,” jelas dia.
Pihaknya melihat Topmost sebagai mitra penting bagi petani dan pemerintah dalam mewujudkan swasembada beras."Ini adalah langkah konkret menuju 'Awal Hamparan Kebaikan' bagi pertanian Indonesia," tambahnya.