Liputan6.com, Jakarta Bank Dunia memperkirakan bahwa Vietnam akan menjadi negara dengan catatan pertumbuhan ekonomi tertinggi di tahun 2025-2026.
Mengutip laporan Global Economic Prospects edisi Januari 2025, Selasa (28/1/2025) Bank Dunia meramal pertumbuhan ekonomi Vietnam di kisaran 6,6% di 2025. Namun, angka tersebut diperkirakan menurun ke kisaran 6,3% di 2026.
Pertumbuhan Vietnam berada di kisaran yang tak jauh di Filipina, yang diproyeksikan Bank Dunia tumbuh 6,1% tahun ini dan 6,0% pada 2026.
Sementara itu, Bank Dunia memproyeksi ekonomi Indonesia tumbuh 5,1% di 2025 dan berlanjut stagnan di angka tersebut hingga 2026.
Bank Dunia juga meramal ekonomi Malaysia bakal tumbuh 3,7% di 2025 dan stagnan di angka yang sama hingga 2026 mendatang.
Adapun Thailand yang diperkirakan tumbuh 2,9% tahun ini dan melambat ke angka 2,7% pada tahun 2026.
Ekonomi China
Perekonomian China juga diramal melambat dari 4,5% tahun 2025 ke 4,0% pada 2026 mendatang.
Secara keseluruhan, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Timur dan Pasifik (EAP) akan melambat menjadi 4,6 persen pada tahun 2025 dan 4,1 persen pada tahun 2026, atau turun dari perkiraan 4,9 persen pada tahun 2024.
Perlambatan ini mencerminkan perlambatan lebih lanjut di Tiongkok.
"Risiko terhadap prospek tetap condong ke sisi negatif dan berpusat pada pergeseran kebijakan global yang merugikan, khususnya yang berkaitan dengan kebijakan perdagangan,dan perlambatan yang lebih tajam di China," jelas Bank Dunia dalam laporannya.
Badan tersebut juga mengungkapkan, risiko penurunan lebih lanjut mencakup limpahan dari meningkatnya konflik, terutama di Timur Tengah, dan bencana alam terkait perubahan iklim.
Prospek pertumbuhan AS, inflasi global, dan kebijakan moneter masih tidak pasti. Kondisi ini menghadirkan risiko positif dan negatif bagi kawasan tersebut.
"Risiko terhadap prospek EAP tetap condong ke sisi negatif dan berpusat pada pergeseran kebijakan global yang merugikan, terutama kebijakan perdagangan, dan pertumbuhan yang lebih lemah dari yang diharapkan di China, dengan limpahan ke negara-negara lain di kawasan tersebut," papar Bank Dunia.