Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir beserta Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait mematangkan rencana pemanfaatan aset lahan milik sejumlah BUMN untuk mendukung program 3 juta rumah.
Menteri BUMN Erick Thohir kembali menyatakan, akan memberikan dukungan program 3 juta rumah. Dengan mengalokasikan aset untuk penyediaan hunian bagi masyarakat.
"Program penyediaan hunian ini memang perlu kita dukung dan siapkan opsi-opsinya. Dalam konteks BUMN, kami juga akan menyiapkan klausul pengalihan lahannya," kata Erick Thohir dalam keterangan tertulis, Kamis (6/2/2025).
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menambahkan, pihaknya sudah memetakan area dan BUMN yang dapat mendukung porgram 3 juta rumah. Salah satunya menurut Kartika yakni di Pulo Gebang dan area Transit Oriented Development (TOD).
"Kita tinggal men-skemakan dalam konteks komersialnya. Bank BTN bisa menyiapkan opsinya," ujar Tiko, sapaan akrabnya.
Sementara Maruarar alias Ara mengatakan, pemanfaatan aset BUMN dapat terus didorong untuk mendukung program 3 juta rumah. Pemanfaatan aset BUMN yang belum teroptimalisasi menurut dia, dapat menjadi solusi bagi keterbatasan lahan dalam pembangunan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
"Pemerintah berkomitmen untuk memanfaatkan aset negara secara efisien. Dengan sinergi antara Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman serta Kementerian BUMN, kita dapat mempercepat penyediaan rumah layak huni bagi masyarakat," ungkapnya.
Dalam program 3 juta rumah, lanjut Ara, skema pembiayaan akan dibuat oleh BUMN dan pembangunan dilakukan oleh swasta. "Prosesnya semua akan transparan sesuai dengan yang diajarkan oleh Presiden Prabowo Subianto," imbuh dia.
Untuk menjalankan program 3 juta rumah, Kementerian PKP menargetkan tidak hanya dapat membangun rumah baru, tapi juga merenovasi rumah yang dianggap sudah tidak layak.
"Kami juga menyiapkan program untuk sanitasi. Di Jakarta saja cukup banyak yang sanitasinya tidak layak," pungkas Ara.
Minta Data Biaya Bangun Rumah Subsidi
Selain penyediaan lahan, Ara juga telah menginstruksikan kepada para asosiasi pengembang perumahan, untuk menyiapkan data perkiraan biaya pembangunan rumah subsidi.
Data tersebut akan menjadi salah satu dasar dalam perhitungan untuk skema baru rumah subsidi. Yakni rencana perubahan proporsi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP) pada 2025.
"Saya diskusi termasuk dengan Bapak Kepala BPKP melalui telepon. Nanti BPKP akan secara resmi bersurat kepada rekan-rekan asosiasi pengembang untuk bisa menjelaskan berapa biaya pembangunan rumah subsidi di luar harga tanah untuk kaitan FLPP," kata Ara beberapa waktu lalu.
Dasar Penerapan Harga
Adapun data biaya pembangunan rumah subsidi tersebut juga dibutuhkan sebagai dasar penetapan harga rumah subsidi yang lebih tepat. "Sehingga kita nanti pada saatnya bisa menetapkan harga rumah juga dengan bijak. Tentu juga mempertimbangkan banyak hal termasuk soal inflasi dan sebagainya," kata dia.
Di sisi lain, Ara tak ingin ada kelompok yang berasal dirugikan dalam segala perubahan kebijakan di sektor perumahan ini, baik itu masyarakat, negara, maupun pengusaha.
"Pengusaha harus untung, karena juga akan bayar pajak. Tetapi rakyat juga harus diuntungkan mendapatkan kualitas dan harga yang wajar. Negara juga harus untung dari pajak dan dari bagaimana menggerakkan ekonomi, pertumbuhan ekonomi," serunya.
Program 3 Juta Rumah Bisa Bantu Atasi Kelebihan Pasokan Semen
Sebelumnya, Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim S. Djojohadikusumo menegaskan komitmen pemerintahan Presiden Prabowo Subianto di sektor perumahan melalui program 3 juta rumah.
Tidak hanya bertujuan untuk menyediakan hunian bagi masyarakat, sektor perumahan dinilai akan memberikan stimulus untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
"Kita sekarang sudah komitmen nyata dari pemerintah Qatar dan swasta Qatar untuk pembiayaan 4 juta sampai 6 juta unit rumah. Di samping itu kemarin kami bertemu dengan Menteri Energi dan Perindustrian Uni Emirat Arab juga komit 1 juta dan mungkin lebih. Ini belum termasuk dari Cina, Turki, India, Singapura dan lain-lain. Ini semua akan menjadi stimulus ekonomi bagi 185 bidang ekonomi yang terikat atau tersentuh bidang perumahan, termasuk semen," kata Hashim S Djojohadikusumo dikutip Minggu (2/2/2025).
Menurut Hashim S. Djojohadikusumo yang juga merupakan Ketua Satuan Tugas (Satgas) Perumahan, program 3 juta rumah setiap tahun akan meningkatkan permintaan semen, sehingga dapat membantu mengatasi masalah oversupply yang dihadapi oleh industri semen domestik saat ini.
"Itu selama Pak Prabowo memimpin, program perumahan akan terus berlangsung," ungkap Hashim S. Djojohadikusumo.
Aspek Lingkungan
Di sisi lain, Hashim S. Djojohadikusumo juga menghimbau agar pelaku industri memperhatikan aspek lingkungan seiring meningkatnya kegiatan ekonomi. "Apa hubungannya dengan ESG dan lingkungan hidup? Bisnis itu pasti ada dampak. Pabrik semen kan berproduksi terus dan menghasilkan emisi. Di sini kita harus jaga baik-baik," ujar Hashim S. Djojohadikusumo.
Berbicara sebagai narasumber pada acara yang sama, Direktur Utama SIG, Donny Arsal menyampaikan bahwa SIG senantiasa menjalankan praktik bisnis berkelanjutan berdasarkan pilar-pilar ESG (Environmental, Social, and Governance) sebagai bentuk komitmen Perusahaan dalam memastikan keberlangsungan bisnis jangka panjang. SIG juga telah memiliki dan menerapkan Sustainability Roadmap 2030 yang menyelaraskan aspek Triple Bottom Line yaitu Planet, People, Prosperity.
Turunkan Emisi Karbon
SIG secara terus-menerus berupaya dalam menurunkan tingkat emisi karbon per ton produknya melalui penurunan konsumsi energi dan peningkatan produktivitas melalui teknologi berbasis AI (artificial intelligence), mengurangi ketergantungan terhadap sumber daya alam melalui penggunaan bahan baku dan bahan bakar alternatif, pembangkit listrik tenaga surya dan mikrohidro, maupun recovery panas (WHRPG), serta penggunaan teknologi baru sejalan dengan perkembangan zaman seperti hydrogen rich injection.
”Pola operasi yang ramah lingkungan telah mendukung inisiatif SIG dalam memproduksi semen hijau yang tercatat 21% sampai dengan 38% lebih rendah emisi karbon dibandingkan semen konvensional. SIG juga menawarkan solusi pembangunan rumah berkelanjutan dengan bata interlock presisi, produk turunan dari semen hijau SIG yang ramah lingkungan. Penggunaan BIP membantu proses pembangunan rumah menjadi lebih cepat dan efisien, serta ramah gempa dengan tampilan modern,” kata Donny Arsal.
Pembiayaan Perusahaan
Donny Arsal menambahkan, SIG telah mengonversi pembiayaan Perusahaan ke Sustainability Linked Loan (SLL). Selain sebagai komitmen SIG terhadap inisiatif dekarbonisasi, SLL juga memberikan benefit penurunan margin bunga dibandingkan hutang bank sindikasi eksisting dengan terms yang lebih baik. Inisiatif ini semakin menunjukkan keseriusan SIG dalam upaya dekarbonisasi.
”Komitmen SIG dalam mendukung pencegahan pemanasan global berupa target pengurangan emisi GRK (gas rumah kaca) telah meraih validasi dari lembaga internasional, Science-Based Target initiatives (SBTi).
Pencapaian ini membawa SIG menjadi perusahaan pertama di industri bahan bangunan Indonesia tervalidasi SBTi, yang memiliki kriteria ketat dalam menetapkan target emisi GRK sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah,” ujar Donny Arsal.
Dalam rangkaian acara ESG Sustainability Forum 2025, SIG juga menerima penghargaan ESG Ratings 2025 by CNBC Indonesia Research atas komitmen Perusahaan untuk menciptakan produk-produk yang ramah lingkungan, serta upaya dalam mengurangi emisi karbon.