Antre di Mana-Mana, Benarkah Stok LPG 3 Kg Langka?

3 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, mengatakan tidak ada pembatasan pasokan LPG 3 kilogram (kg). Menyusul, adanya kelangkaan pasokan gas LPG 3 kilogram di sejumlah daerah usai pengecer dilarang menjual gas LPG kemasan 3 kilogram per 1 Februari 2025.

"Termasuk yang LPG 3 kg juga aman, kuotanya tidak ada pengurangan sama sekali," ujar Fadjar di Pangkalan Gas Toko Kevin, Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (4/2).

Dengan ini, Fadjar mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembelian berlebih alias panic buying terhadap gas LPG 3 kilogram.

"Kami imbau juga masyarakat tidak perlu panik, jadi cukup beli (LPG 3 kg) seperlunya,” tegasnya.

Apalagi, pengecer kembali diperbolehkan untuk menjual gas LPG 3 kilogram dengan catatan telah terdaftar sebagai sub-pangkalan resmi Pertamina. Bagi para pengecer yang belum terdaftar, Pertamina akan memberikan bantuan tata cara pendaftaran untuk bergabung menjadi sub-pangkalan penyalur gas LPG 3 kilogram.

"Tujuannya yang penting sekarang masyarakat tidak perlu mengantri lagi di pangkalan. Jadi yang penting sekarang distribusinya yang penting normal dulu, paralel secara sistem ya Pertamina juga mulai benahi sampai ke detailnya," beber dia.

Fadjar menekankan bahwa kebijakan pengecer LPG 3 kg tersebut dalam rangka menata distribusi LPG 3 kg agar lebih tepat sasaran. 

Saat ini, sebanyak hampir 63 juta Nomor Induk Kependudukan (NIK) telah terdaftar dalam sistem MAP, dengan rincian rumah tangga sebanyak 53,7 juta NIK, Usaha mikro sebanyak 8,6 juta NIK, Petani/nelayan sasaran sebanyak, 50 ribu NIK, dan pengecer 375 ribu NIK.

"Tapi yang penting sekarang masyarakat yang penting normal dulu pembelian LPG-nya bisa mulai di sub pangkalan-sub pangkalan yang tadi baru saja diangkat. Jadi mudah-mudahan ya semua bisa kembali normal," tandasnya.

Cerita Warga Antre Beli LPG 3 Kg, Disuruh Bawa KTP dan Kartu Keluarga  

Sebelumnya, kelangkaan gas elpiji atau LPG 3 Kg membuat warga harus rela mengantre panjang untuk mendapatkannya. Salah satu warga Cibinong, Lilis, mengaku berhasil membeli satu tabung gas seharga Rp12.800 di salah satu pangkalan setelah menunggu selama hampir satu jam.

"Iya tadi coba antre gas, akhirnya dapat juga seharga Rp12.800," ujar Lilis kepada Merdeka.com, Selasa (4/2).

Lilis menjelaskan, untuk mendapatkan gas bersubsidi ini, warga diwajibkan membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) sebagai syarat pembelian.

Namun, kelangkaan LPG 3 kg ini membuat Lilis merasa resah. Dia mengungkapkan antrean di pangkalan semakin panjang, dengan banyak warga yang juga berusaha mendapatkan gas untuk kebutuhan rumah tangga mereka.

"Antreannya lumayan panjang tadi, kira-kira satu jam saya nunggu," keluhnya.

Antrean Pembeli LPG 3 Kg Mengular, Bahlil Minta Maaf

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyambangi sejumlah titik pangkalan LPG 3 kg di beberapa wilayah, Selasa (4/2/2025). Termasuk dua titik pangkalan di Kota Tangerang.

Dalam kegiatan inspeksi dadakan (sidak) di Tangerang tersebut, Bahlil tampak berkeliling mendatangi para calon pembeli. Sembari berulang meminta maaf atas adanya antrean panjang dalam membeli LPG 3 kg.

Usai kegiatan tersebut, Bahlil mengutarakan maksud permintaan maaf tersebut. Lantaran, ia mengaku kinerja pemerintah dalam menyalurkan tabung gas melon bersubsidi ini belum maksimal.

"Iya, saya minta maaf karena mereka antre. Pemerintah harus objektif dong. Kalau kami kurang bekerja maksimal untuk memastikan rakyat kita baik, ya saya harus minta maaf," kata Bahlil di Kota Tangerang, Banten, Selasa (4/2/2025).

Terkait antrean dan kelangkaan LPG 3 kg yang sempat terjadi, ia beralasan bahwa pemerintah coba berupaya untuk memastikan distribusi daripada tabung gas subsidi bisa tepat sasaran. Sebab, tak sedikit anggaran negara yang menguap akibat permainan sejumlah oknum.

"Kalau selisihnya Rp 7-8 ribu per tabung, itu kan sama dengan per tabung Rp 3.000. Kalau Rp 3.000 per tabung selisih, itu sama dengan subsidi kita dari Rp 12.000 menjadi Rp 9.000. Itu 20-30 persen subsidi kita tidak tepat sasaran," bebernya.

"Kalau 30 persen kali Rp 87 triliun, berarti kan sekitar Rp 25-26 triliun. Ini uang negara yang tidak tepat sasaran. Ini yang pemerintah lagi tata agar betul-betul tepat sasaran," ucap Bahlil.

Oleh karenanya, ia meminta pangkalan hingga pengecer yang naik kelas jadi sub pangkalan, agar bisa mendistribusikan LPG 3 kg tidak lebih dari Rp 20.000 per tabung. "Subsidi ini harus betul-betul tepat sasaran, dipergunakan untuk rakyat. Jangan dioplos, jual ke industri. Jangan harga di-mark up. Kita enggak mau," tegas Bahlil.

Ciduk Pangkalan Jual Mahal

Ultimatum itu diberikan lantaran masih ada sejumlah pangkalan yang menjual harga tabung gas melon subsidi lebih tinggi dari kisaran tersebut.

Guna memastikan harga LPG 3 kg di lapangan, Bahlil bersama beberapa jajarannya di Kementerian ESDM dan PT Pertamina Patra Niaga melakukan inspeksi dadakan (sidak) ke beberapa titik pangkalan pada Selasa (4/2/2025) har ini.

Dari hasil tinjauan lapangan tersebut, Bahlil mendapati jika penyaluran stok LPG perlahan sudah mulai membaik, dan tidak terjadi lagi kelangkaan. Selain kelancaran pasokan, ia pun meminta seluruh pangkalan bisa menjual LPG 3 kg dengan harga maksimal Rp 20.000 per tabung.

"Yang ada itu adalah dulunya para penjual ini menaikan Rp 25-30 ribu, sekarang diturunkan, enggak boleh. Maksimal Rp 19.000 atau Rp 20.000. Enggak boleh dari itu," pinta Bahlil.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |