Liputan6.com, Jakarta Pertandingan Timnas Indonesia melawan Bahrain dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada 25 Maret 2025 menyimpan cerita unik. Sebanyak 3000 tiket yang dialokasikan untuk suporter Bahrain ternyata tak terjual hingga hari pertandingan.
"Federasi Sepak Bola Bahrain (BFA) tidak mengambil slot 3.000 tiket itu hingga batas waktu yang ditentukan," jelas Marsal dalam sebuah pernyataan resmi, ditulis Selasa (18/3/2025).
Marsal Masita, menyatakan bahwa tiket tersebut akhirnya dialihkan dan terjual habis kepada suporter Indonesia.
Kejadian ini menimbulkan pertanyaan tentang dampaknya terhadap pendapatan PSSI, atmosfer pertandingan, dan hubungan internasional kedua negara.
Kerugian PSSI Jika Tak Dijual Lagi
Ketidakhadiran suporter Bahrain secara langsung memengaruhi pendapatan PSSI. Meskipun tiket akhirnya terjual, potensi pendapatan dari penjualan tiket kepada suporter Bahrain tetap hilang.
Besaran kerugian bergantung pada harga tiket yang ditetapkan. Selain itu, ketidakhadiran suporter Bahrain juga berdampak tidak langsung pada pendapatan dari penjualan merchandise dan konsumsi di stadion yang biasanya meningkat dengan kehadiran suporter tim tamu.
Kejadian ini juga berdampak pada atmosfer pertandingan di SUGBK. Meskipun stadion tetap penuh, dinamika suporter dan dukungan khas dari tim tamu akan absen.
Namun, di sisi lain, ketidakhadiran mereka dalam pertandingan Timnas Indonesia Vs Bahrain juga berpotensi mengurangi risiko kerusuhan atau insiden antar suporter, sehingga mengurangi kebutuhan pengamanan dan biaya terkait.
Dampak Finansial Bagi PSSI
Kehilangan potensi pendapatan dari 3000 tiket suporter Bahrain merupakan pukulan langsung terhadap keuangan PSSI. Besarnya kerugian bergantung pada harga tiket yang telah ditetapkan. Meskipun tiket tersebut berhasil dialihkan, PSSI tetap mengalami kerugian pendapatan yang seharusnya didapat dari penjualan tiket kepada suporter Bahrain.
Selain kehilangan pendapatan langsung, PSSI juga berpotensi kehilangan pendapatan tidak langsung. Kehadiran suporter tim tamu biasanya meningkatkan penjualan merchandise resmi dan makanan serta minuman di stadion. Ketidakhadiran suporter Bahrain mengurangi potensi pendapatan dari sektor ini.
Meskipun kerugian finansial dapat diminimalisir karena tiket akhirnya terjual, tetap ada dampak negatif terhadap pendapatan PSSI yang perlu dipertimbangkan untuk pengelolaan keuangan di masa mendatang.
Dampak Terhadap Atmosfer Pertandingan
Ketidakhadiran suporter Bahrain sedikit mengubah atmosfer pertandingan di SUGBK. Meskipun stadion tetap penuh berkat penjualan tiket kepada suporter Indonesia, semangat dan dukungan khas dari suporter tim tamu akan hilang. Hal ini dapat memengaruhi dinamika pertandingan dan dukungan bagi Timnas Indonesia.
Namun, di sisi lain, ketidakhadiran suporter Bahrain juga mengurangi potensi konflik atau kerusuhan antar suporter. Ini dapat mengurangi biaya pengamanan dan risiko insiden yang tidak diinginkan selama pertandingan.
Secara keseluruhan, dampak pada atmosfer pertandingan bersifat ganda. Ada kehilangan dinamika suporter tamu, tetapi juga berkurangnya potensi masalah keamanan.
Dampak pada Hubungan Internasional
Ketidakhadiran suporter Bahrain dapat diinterpretasikan sebagai indikasi ketegangan hubungan antara Indonesia dan Bahrain di luar konteks olahraga. Hal ini perlu mendapat perhatian serius dari PSSI dan pemerintah Indonesia.
Kejadian ini dapat memengaruhi hubungan kerjasama sepak bola kedua negara di masa depan. Penting bagi PSSI untuk membangun komunikasi yang baik dengan Federasi Sepak Bola Bahrain (BFA) untuk memperbaiki hubungan dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
PSSI perlu mengambil langkah-langkah untuk memastikan kejadian ini tidak merusak hubungan bilateral Indonesia dan Bahrain, khususnya dalam konteks olahraga.
Penyebab dan Penjelasan Lebih Lanjut
Ketidakhadiran suporter Bahrain kemungkinan besar disebabkan oleh ketegangan pasca pertandingan sebelumnya antara kedua tim pada Oktober 2024. Serangan siber dan ancaman di media sosial terhadap tim dan pemain Bahrain membuat mereka merasa tidak aman untuk datang ke Indonesia. Hal ini juga menyebabkan Bahrain sempat mengajukan permintaan untuk memindahkan lokasi pertandingan ke tempat netral, namun ditolak oleh AFC dan FIFA.
Meskipun tiket resmi tidak terpakai, tetap ada kemungkinan beberapa suporter Bahrain hadir melalui jalur tidak resmi. Namun, ketidakhadiran mereka melalui jalur resmi tetap menjadi sorotan utama.
PSSI tetap berkomitmen menjadi tuan rumah yang baik, dan telah berhasil mengalihkan tiket kepada suporter Indonesia, menunjukkan profesionalisme dalam menghadapi situasi yang tidak terduga.
Kesimpulannya, meskipun PSSI berhasil mengalihkan tiket dan menghindari kerugian finansial besar, ketidakhadiran suporter Bahrain tetap berdampak signifikan terhadap aspek finansial, atmosfer, dan hubungan internasional dalam penyelenggaraan pertandingan. Penting bagi PSSI untuk belajar dari kejadian ini dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.