The Fed Terbelah! Risalah Rapat Ungkap Perdebatan Sengit di Balik Pemangkasan Suku Bunga Desember

1 hour ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Catatan rapat Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) yang dirilis pada Selasa kemarin mengungkap dinamika internal yang jauh lebih kompleks dibandingkan hasil akhir keputusan kebijakan moneter. Risalah tersebut menunjukkan para pejabat The Fed terpecah cukup tajam dalam menyikapi pemangkasan suku bunga yang diputuskan pada pertemuan awal Desember.

Perpecahan ini mencerminkan meningkatnya ketidakpastian arah ekonomi ke depan.

Dalam pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang berlangsung pada 9–10 Desember, The Fed akhirnya menyepakati pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin. Keputusan tersebut diambil melalui pemungutan suara 9-3, tingkat penolakan tertinggi sejak 2019.

Dilansir dari CNBC, Rabu (31/12/2025), dengan pemangkasan ini maka suku bunga di kisaran 3,5–3,75 persen.

Namun di balik angka tersebut tersimpan perdebatan sengit terkait keseimbangan antara menjaga stabilitas inflasi dan melindungi pasar tenaga kerja.

Catatan yang dirilis lebih awal dari jadwal normal karena libur Tahun Baru mencatat sebagian besar peserta menilai pelonggaran kebijakan moneter lanjutan masih berpotensi dilakukan, asalkan inflasi terus melandai sesuai proyeksi.

“Sebagian besar peserta menilai bahwa penyesuaian lebih lanjut ke bawah terhadap kisaran target suku bunga dana federal kemungkinan akan tepat jika inflasi menurun dari waktu ke waktu seperti yang diharapkan,” tulis dokumen tersebut.

Meski demikian, sejumlah pejabat menilai langkah tersebut perlu dilakukan secara hati-hati, bahkan mengusulkan agar The Fed menahan suku bunga di level saat ini untuk beberapa waktu ke depan setelah pemangkasan Desember.

Perbedaan pandangan tersebut mencerminkan kekhawatiran ganda yang kini dihadapi The Fed. Di satu sisi, ekonomi Amerika Serikat dinilai masih tumbuh secara moderat.

Namun di sisi lain, risiko pelemahan pasar tenaga kerja mulai meningkat, sementara tekanan inflasi dinilai belum sepenuhnya jinak. Ketegangan dua faktor ini membuat arah kebijakan moneter The Fed ke depan menjadi semakin sulit diprediksi.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |