Tahun Baru, Menkeu Purbaya Masih Pusing Hitung Uang Negara

2 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengaku belum bisa tenang hingga tutup tahun 2025. Di saat orang lain merayakan tahun baru, dia masih harus memastikan arus masuk kas negara dan total belanja pemerintah sepanjang tahun.

Hal itu membuatnya tidak bisa tidur. Padahal dia mengira bisa lebih tenang ketika menjabat sebagai Bendahara Negara.

"Baru tahu saya. Saya pikir kalau Menteri Keuangan 31 Desember udah tenang, rupanya belum tuh. Semalam aja saya nggak bisa tidur, uangnya masuk enggak ya, uangnya masuk enggak ya," kata Purbaya di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (31/12/2025).

Dia menjelaskan, belanja pemerintah diperkirakan tumbuh sekitar 4-5 persen di 2025 ini. Meskipun, pada aspek penerimaan masih lebih rendah dari prediksi awal. Hal ini berpengaruh pada defisit anggaran pemerintah.

Kemudian, data final soal belanja dan penerimaan negara baru bisa diketok pada 31 Desember 2025 tengah malam. Purbaya masih memikirkan arus uang tersebut hingga batas finalnya.

"Nanti defisitnya bisa melebar kenceng kalau ada gagal uang masuk atau ada pengawalan tiba-tiba yang besar, tapi sampai sekarang enggak ada pengawalan yang besar tiba-tiba dan sebetulnya perekiran uang yang masuk sudah akan terjadi. Jadi saya bilang sampai saya bilang tadi, terkendali," beber dia.

Belanja Pemerintah

Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengandalkan sejumlah cara untuk mengerek pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2025. Utamanya mengenai belanja pemerintah yang mayoritas dihabiskan di penghujung tahun.

Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha BUMN, Kemenko Perekonomian, Ferry Irawan melihat peluang dampak dari belanja pemerintah. Dalam catatannya, lebih dari 33,6% belanja pemerintah dilakukan di kuartal IV-2025.

"Dengan berbagai akselerasi yang dilakukan atau program stimulus minimal (belanja pemerintah) 33,6% ini bisa kita capai, kita harapkan jadi penopang juga untuk pertumbuhan di kuartal keempat," ungkap Ferry dalam Indonesia Economic Outlook 2026, di Universitas Indonesia, Depok, Senin (24/11/2025).

Ada Stimulus

Pada konteks belanja pemerintah, dia juga menyampaikan ada sederet stimulus yang dilakukan sepanjang tahun. Setelah dilakukan pada momen ramadan dan lebaran 2025, stimulus berlanjut untuk periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).

Sejalan dengan itu, penempatan dana Saldo Anggaran Lebih (SAL) di perbankan BUMN pun digadang mampu berpengaruh positif ke pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini.

"Jadi total ada Rp 236 triliun yang diharapkan bisa menambah likuiditas maupun mendorong percepatan penurunan suku bunga, ini kita harapkan bisa juga jadi salah satu sumber pertumbuhan kita di kuartal keempat," jelas dia.

PDB RI

Diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, menyebut Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal III 2025 yang tumbuh sebesar 5,04 persen (yoy), lebih baik dari sebagian besar negara ASEAN dan G20.

"Kinerja ekonomi Indonesia lebih baik dari sebagian besar negara ASEAN dan G20 seperti Arab Saudi 5,0 persen yoy; Tiongkok 4,8 persen yoy; Singapura 2,9 persen yoy; dan Korea Selatan 1,7 persen," kata Airlangga dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (6/11/2025).

Ia mengatakan perekonomian Indonesia kembali menunjukkan ketahanan dan daya saing yang kuat di tengah ketidakpastian global. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal III 2025 tumbuh sebesar 5,04 persen (yoy), tetap berada pada jalur untuk mencapai target pertumbuhan tahunan 5,2 persen.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |