Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan, realisasi investasi di Indonesia sepanjang 2024 lalu mencapai Rp 1.714,2 triliun. Angka itu setara 103,9 persen dari target yang dicanangkan eks Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tahun lalu, yakni sebesar Rp 1.650 triliun.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani menyampaikan, capaian investasi 2024 itu pun lebih tinggi 138,3 persen dari target rencana strategis (renstra), yakni Rp 1.239,3 triliun.
"Jadi total realisasi investasi whole year di 2024 sebesar Rp 1.714,2 triliun. Target yang diberikan kepada kami itu tercapai. Kalau bicara target bapak presiden kala itu tercapai, renstra apalagi," ujarnya dalam sesi konferensi pers di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Jumat (31/1/2025).
Tak hanya target Jokowi, Rosan pun meyakini capaian investasi tersebut turut mewakili kepercayaan investor kepada Presiden Prabowo Subianto. Adapun sejak Prabowo dilantik menjadi RI 1 pada Oktober 2024, pemasukan investasi di kuartal IV 2024 mencapai Rp 452,8 triliun, atau setara 27,4 persen dari target investasi di sepanjang tahun lalu.
"Itu adalah cerminan dari keyakinan investor melihat pemerintahan baru ini di bawah Presiden Prabowo Subianto. Mereka punya keyakinan. Kita selalu maintain fit and stability," imbuh Rosan Roeslani.
Adapun secara angka, pemasukan investasi 2024 di luar Jawa lebih besar dibanding Pulau Jawa. Yakni 52,2 persen berbanding 47,8 persen, atau Rp 895,4 triliun berbanding Rp 818,8 triliun.
Realisasi investasi di luar Jawa pada 2024 meningkat 22,5 persen secara tahunan (YoY), sementara penanaman modal di Pulau Jawa juga naik 19 persen.
PMA Lebih Besar
Jika dipilah dari tempat asal modal mengalir, penanaman modal asing (PMA) lebih besar dibanding penanaman modal dalam negeri (PMDN). Total investasi asing yang mengucur ke Indonesia pada triwulan akhir tahun lalu mencapai Rp 900,2 triliun (52,5 persen), naik 21 persen secara tahunan.
Investasi yang berasal dari investor lokal juga naik pada waktu yang sama. Dengan realisasi sebesar Rp 814 triliun, meningkat 20,6 persen secara tahunan.
Jawa Barat jadi provinsi dengan kucuran investasi terbesar, dengan aliran dana masuk sebesar Rp 251,1 triliun atau naik 14,7 persen. Disusul Jakarta sebesar Rp 241,9 triliun (naik 14,1 persen), Jawa Timur Rp 147,3 triliun (naik 8,6 persen), Sulawesi Tengah Rp 139,9 triliun (naik 8,2 persen), Jawa Timur Rp 35,9 triliun (naik 7,9 persen), dan Banten Rp 105,6 triliun (naik 6,2 persen).
5 Besar Subsektor Industri
Di sisi lain, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM juga mencatat 5 subsektor industri dengan kucuran investasi terbesar sepanjang 2024. Dengan industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebagai penerima terbesar, Rp 238,4 triliun atau memakan porsi sekitar 13,9 persen.
Disusul transportasi, gudang dan telekomunikasi yang menerima pemasukan investasi Rp 189,9 triliun (11,1 persen), pertambangan Rp 184,7 triliun (10,8 persen), perumahan, kawasan industri dan perkantoran Rp 122,9 triliun (7,2 persen), dan jasa lainnya Rp 120,8 triliun (7 persen).
Industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya juga jadi subsektor penerima investasi asing terbesar, dengan porsi 22,6 persen atau senilai USD 13,6 miliar (Rp 221,68 triliun).
Diikuti pertambangan dengan pemasukan investasi asing USD 5,2 miliar (Rp 84,76 triliun), industri kertas dan percetakan USD 4,8 miliar (Rp 78,24 triliun), transportasi, gudang dan telekomunikasi USD 4,7 miliar (Rp 76,61 triliun), serta industri kimia dan farmasi USD 4,1 miliar (Rp 66,83 triliun).
Singapura jadi Pemyumbang Terbesar
Dari sisi investor asing, Singapura konsisten jadi yang terbesar, dengan nilai investasi USD 20,1 miliar atau setara Rp 327,63 triliun.
Disusul Hong Kong dengan USD 8,2 miliar atau setara Rp 133,6 triliun, China USD 8,1 miliar atau setara Rp 132,03 triliun, Malaysia USD 4,2 miliar atau setara Rp 68,46 triliun, dan Amerika Serikat USD 3,7 miliar atau setara Rp 60,31 triliun.