Liputan6.com, Jakarta Pemerintah terus mendorong optimalisasi investasi nasional melalui sektor hilirisasi dan unitisasi. Menurut data dari BKPM, kontribusi hilirisasi mencapai 21% atau Rp272,91 triliun dari total investasi nasional sepanjang 2024, sektor ini menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan mencapai 8%.
“Dari data yang kami pun, sampai dengan 2023-2024, dari total investasi yang sudah bisa kita dapat, sebesar 76 persen dari target tahun ini, itu 21 persennya dari sektor hilirisasi atau sebesar 272,91 triliun,” ucap Direktur Deregulasi Penanaman Modal BKPM, Dendy Apriandi dikutip, Senin (30/12/2024)
Ia menekankan bahwa realisasi investasi sebesar 76% dari target nasional di tahun 2024, dengan 21% kontribusi dari sektor hilirisasi, merupakan bukti nyata dampak kebijakan yang tepat sasaran.
"Jadi artinya sudah ada kontribusinya telah dilakukan. Tidak hanya kita bicara teori realisasi, tapi ini sebenarnya merupakan memberikan kontribusi, khususnya terhadap pertumbuhan ekonomi," tambahnya.
Kontribusi investasi dari sektor unitisasi juga memiliki dampak berantai terhadap perekonomian. Selain mendorong pertumbuhan ekonomi, investasi ini menciptakan lapangan kerja baru serta meningkatkan nilai tambah di sektor-sektor strategis.
“Kita perlu maintain ini secara aktif. Dengan kerangka kebijakan yang sudah dijalankan, kami optimis tren pertumbuhan realisasi investasi akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang,” tegas Dendy.
Pemerintah Punya Target Ambisius
Pemerintah juga telah mencanangkan target ambisius untuk investasi nasional di masa depan, dengan proyeksi pertumbuhan sebesar 13.226.005 unit dalam berbagai sektor strategis.
Fokus pada Hilirisasi dan Sinergi Kebijakan Langkah sinergis antara kebijakan pemerintah dan peran aktif sektor swasta diharapkan terus mendorong investasi berkelanjutan.
Dengan peraturan presiden sebagai dasar hukum yang kuat, pemerintah berkomitmen untuk menciptakan ekosistem investasi yang kondusif dan kompetitif di tingkat global.
“Kita tidak hanya mengejar angka, tetapi juga dampak nyata bagi masyarakat. Melalui investasi ini, kita ingin memastikan bahwa pembangunan ekonomi dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat,” ucap Dendy.
Menurut Direktur Eksekutif API-IMA, Hendra Sinadia, langkah pemerintah untuk mendorong hilirisasi ini merupakan strategi yang sangat tepat dalam menciptakan nilai tambah yang signifikan bagi perekonomian.
"Artinya adalah bahwa proses hilirisasi itu mampu meningkatkan value dari komoditas yang kita punya. Dengan menghentikan ekspor bahan mentah dan fokus pada hilirisasi, kita bisa meng-create value yang lebih besar di ekonomi domestik," ungkap Hendra.
Hilirisasi Nikel, Kunci Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan Indonesia
Nikel menjadi salah satu komoditas unggulan yang diharapkan dapat menjadi mesin utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hendra menyoroti bagaimana nikel dapat memberikan kontribusi besar bagi perekonomian jika dikelola dengan baik dan didukung oleh investasi yang berkelanjutan.
"Sebagai sumber engine baru, ke depan kita betul-betul bisa mendapatkan manfaat yang betul-betul oke dari hilirisasi nikel itu. Dan kita juga bisa mempertahankan base, investasi yang cukup sehingga nikel bisa berkelanjutan. Sama dengan masa depannya, sebagai salah satu main engine growth buat ekonomi kita.," jelasnya.
Menurut Hendra, Pemerintah juga perlu memperluas program hilirisasi ke sektor tambang lainnya dan mengintegrasikan kebijakan tersebut dengan strategi investasi untuk memastikan keberlanjutan ekonomi nasional.
"Kalau kita misalnya perlu hilirisasi lebih banyak, perlu proses mendapatkan misalnya kualitas atau mendapatkan kawasan-kawasan industri, kan tentu perlu investasinya lebih banyak,” pungkas Hendra.