Pertamina dan Garuda Indonesia Kolaborasi untuk Pengguna MyPertamina

1 hour ago 2

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Patra Niaga bersama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menjalin kerja sama dalam menghadirkan program loyalty untuk pengguna aplikasi MyPertamina. Melalui kerja sama ini, penggina dapat menukarkan poin MyPertamina menjadi GarudaMiles maupun GarudaPriority Service (GPS) Signature.

Direktur Pemasaran Regional Pertamina Patra Niaga.Eko Ricky Susanto menyampaikan, sinergi ini merupakan langkah nyata memperkuat ekosistem loyalitas MyPertamina yang kini semakin meluas dan relevan dengan gaya hidup masyarakat modern.

"Kolaborasi program loyalty ini merupakan bagian dari upaya menghadirkan nilai tambah bagi pelanggan. Kini, siapapun yang membeli BBM atau produk Pertamina melalui MyPertamina bisa mendapatkan benefit poin yang bisa dinikmati menjadi pengalaman penerbangan premium bersama Garuda Indonesia," ujar Eko, Jumat (21/11/2025).

Program penukaran poin ini akan berlangsung hingga 31 Oktober 2026. Adapun poin di MyPertamina bisa ditukar untuk mendapat beberapa layanan tambahan di Garuda Indonesia, seperti prioritas check-in, bagasi, hingga boarding.

Direktur Niaga Garuda Indonesia, Reza Aulia Hakim, menambahkan, kolaborasi ini sejalan dengan semangat Garuda Indonesia dalam menghadirkan layanan premium yang terintegrasi dengan gaya hidup digital masyarakat.

"Kami ingin memperluas jangkauan manfaat GarudaMiles dan Garuda Priority Service Signature bagi masyarakat luas," kata Reza.

Target Laba Bersih pada 2026

Garuda Indonesia sendiri menargetkan meraup laba bersih pada 2026. Target itu dicanangkan usai maskapai pelat merah tersebut mengantongi suntikan modal dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) senilai USD 405 juta, atau setara Rp 6,65 triliun. 

Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani mengatakan, suntikan modal tersebut jadi momentum penting untuk mengoptimalkan kinerja, sembari mengejar target keuntungan dalam waktu dekat. 

"Dengan adanya corporate action dari Danantara, kami proyeksikan tahun 2026 menjadi titik balik bagi Garuda Indonsoa. Kami optimis akan membukukan net income yang positif," kata Wamildan di Jakarta beberapa waktu lalu. 

Garuda Indonesia Masih Rugi

Garuda Indonesia masih mencatat rugi bersih senilai USD 76,48 juta, atau setara Rp 1,25 triliun (kurs Rp 16.350 per dolar AS) di kuartal I 2025. Kerugian ini masih lebih kecil dibandingkan triwulan sebelumnya, sebesar USD 87,03 juta atau setara Rp 1,42 triliun. 

Pasca mengantongi suntikan modal dari Danantara, Garuda Indonesia target bakal mengoperasikan total 120 pesawat dalam 5 tahun ke depan. Seiring dengan target agar pihak maskapai bisa jadi pemain utama di sektor industri penerbangan nasional dan regional.

"Kemitraan dengan Danantara akan mendorong percepatan akselerasi kinerja Garuda sebagai national flag carrier yang kuat dan berdaya saing tinggi," ujar Wamildan.

Pesawat Garuda Indonesia Grup Banyak Nganggur, Danantara: Beban Jalan Terus

Sebelumnya, Danantara Asset Management (DAM) menyoroti banyaknya pesawat dalam grup Garuda Indonesia yang tidak bisa terbang atau grounded. Kondisi ini menjadi beban biaya karena ada sewa yang harus dibayarkan.

Managinf Director Business-3, Danantara Asset Management, Febriany Eddy pesawat Garuda Indonesia itu memerlukan perbaikan. Belum diperbaikinya pesawat membebani keuangan perusahaan.

"Ketika pesawat grounded, tidak ada revenue, sementara fixed cost terus berjalan. Semakin lama penundaan, semakin besar pula ‘lubang’ yang harus ditutup," ungkap Febriany dalam keterangan resmi, Selasa (18/11/2025).

Maka, perbaikan pesawat, baik Garuda Indonesia dan Citilink menjadi prioritas saat ini. Harapannya, hal itu bisa mengembalikan armada untuk kembali mengudara.

Febriany menuturkan ada empat pilar utama dalam transformasi Garuda Indonesia. Diantaranya, peningkatan layanan pelanggan, pengembangan model bisnis yang adaptif, penguatan operasional berbasis keselamatan dan keandalan, serta modernisasi teknologi untuk mendukung efisiensi.

“Danantara Indonesia berkomitmen penuh mendukung Garuda Indonesia. Namun, dalam proses transformasi ini, komitmen penuh dari Danantara Indonesia bukan ‘free lunch’. Bersama manajemen Garuda Indonesia, kami akan mengawal seluruh proses hingga tuntas,” Febriany menambahkan.

Harus Rute Untung

Sebelumnya, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) tengah menggenjot upaya pemulihan operasional grup Garuda Indonesia. Namun, rute yang dilayani harus menguntungkan agar tidak membebani keuangan perusahaan.

Managing Director Danantara, Febriany Eddy menargetkan seluruh pesawat Garuda Indonesia dan Citilink harus beroperasi pada 2026. Hanya saja, penerbangannya harus didominasi oleh rute yang menguntungkan.

"Setelah dia return to service, tentu paralel harus dikerjakan. Kalau dia terbang, dia terbang rute mana? Rute-nya harus yang profitable harus lebih banyak pastinya," kata Febri dalam temu media di Wisma Danantara, Jakarta, Jumat (14/11/2025).

Dia mengantongi data kalau keuntungan maskapai dari tingkat keterisian pesawat cukup kecil. Maka dari itu, operasional yang menguntungkan harus bisa dicapai.

Meskipun, Febri mengamini tidak semua rute yang dilayani akan memberikan keuntungkan ke maskapai pelat merah. Tapi dia menegaskan mayoritas rute harus bisa memberikan untung.

"Mungkin 100 persen gak bisa di airline manapun juga gak ada yang 100 persen dia profitable. Tapi jumlah rute profitable harus naik significantly dan itu harus menjadi backbone Garuda. Jangan sampai dia pesawatnya terbang terus dia ngambil rute negatif," tegas Febri.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |