Liputan6.com, Jakarta Setelah pandemi, antusiasme masyarakat terhadap transportasi umum kembali meningkat. KAI Commuter sebagai operator Commuter Line terus mengembangkan layanan dan fasilitas demi kenyamanan pengguna.
Salah satu inovasi yang terus dikembangkan adalah sistem pembayaran cashless, termasuk penggunaan kartu KMT, kartu e-money bank, serta QRIS. Meski begitu, loket di stasiun tetap beroperasi untuk melayani penumpang.
VP Corporate Secretary KAI Commuter, Joni Martinus, menegaskan digitalisasi transaksi akan terus diperkuat guna mempermudah pelanggan dalam pembelian tiket dan pengisian saldo.
“Proses digitalisasi terus dikembangkan untuk memudahkan pelanggan dalam bertransaksi,” ujar Joni dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (2/2/2025).
Tingkat penggunaan Commuter Line di Jabodetabek mengalami peningkatan signifikan. Pada tahun 2024, jumlah penumpang tercatat naik 4% dibandingkan tahun sebelumnya, dari 290 juta menjadi 328 juta pengguna. Joni menilai kemudahan transaksi yang dihadirkan oleh KAI Commuter turut berkontribusi dalam peningkatan ini.
Terkait metode pembayaran, transaksi menggunakan QRIS juga mengalami lonjakan. Pada 2023, penggunaan QRIS mencatat 6% atau 17 juta transaksi dari total pembayaran tiket. Sementara pada 2024, angka ini meningkat menjadi 9% atau sekitar 28,5 juta transaksi, mencerminkan semakin tingginya adopsi digital oleh masyarakat.
Pertahankan Loket Konvensional
Meski teknologi pembayaran terus dikembangkan, KAI Commuter tetap mempertahankan loket konvensional untuk memastikan layanan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.
"Meskipun terus mengembangkan teknologi relevan, namun juga tetap mempertimbangkan kebutuhan masyarakat pengguna Commuter Line, agar leluasa diakses semua kalangan,” jelasnya.
Selain itu, berbagai alternatif seperti vending machine juga ditambahkan untuk mendukung kebijakan transaksi non-tunai dari Bank Indonesia. Joni menambahkan KAI Commuter berkomitmen untuk menghadirkan layanan yang aman, nyaman, serta mudah diakses oleh semua kalangan.