Indonesia Tak Impor Beras Industri pada 2026

11 hours ago 12

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan pemerintah akan menyetop impor beras kebutuhan industri pada 2026. Dia meminta pengusaha memanfaatkan beras lokal.

Keputusan itu menjadi bagian penetapan neraca komoditas 2026 yang diteken pasca rapat koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Pangan. Amran menegaskan, langkah itu sejalan dengan perintah Presiden Prabowo Subianto.

"Untuk tahun 2026, pemerintah dalam komando Bapak Presiden Prabowo Subianto, terus berkomitmen menjaga petani dan peternak pangan Indonesia. Petani dan peternak kita tidak boleh rugi. Mereka harus sejahtera. Hasil kerja keras mereka harus dapat disalurkan ke masyarakat Indonesia," tegas Amran dalam keterangannya, Selasa (30/12/2025).

Pemerintah memutuskan tidak ada impor beras umum pada 2026, sama halnya dengan 2025 tanpa impor beras medium yang dilakukan oleh Perum Bulog. Impor beras bahan baku industri juga disetop pada 2026.

Data Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat ada 13 pelaku usaha yang mendapat izin impor beras industri. Utamanya untuk bahan baku tepung beras dan bihun. Beras bahan baku industri yang dimaksud yakni beras pecah dengan tingkat keutuhan kurang dari 15 persen dan beras ketan pecah dengan tingkat keutuhan kurang dari 15 persen juga. 

"Dengan tidak adanya impor beras bahan baku industri di 2026, pemerintah mendorong pelaku usaha agar dapat mengoptimalkan bahan baku lokal berupa beras pecah dan beras ketan pecah. Harapannya bahan baku lokal mampu memenuhi spesifikasi kadar amilosa, kebersihan, dan viskositas serta hardness atau tingkat kekerasan," tutur Amran.

Tak Ada Impor Gula Konsumsi

Selain beras, gula konsumsi juga diputuskan tidak ada importasi di tahun depan. Dalam Proyeksi Neraca Pangan Nasional Tahun 2026 per 28 Desember 2025, diperkirakan carry over stock gula konsumsi dari 2025 ke 2026 sebesar 1,437 juta ton.

Kebutuhan Konsumsi

Sementara kebutuhan konsumsi setahun di 2,836 juta ton, sehingga produksi gula konsumsi setahun yang diestimasikan dapat mencapai 2,7 juta ton sampai 3 juta ton dapat menciptakan surplus yang kokoh.

Terakhir, impor untuk jagung pakan, benih, dan rumah tangga dipastikan tidak ada di 2026. Dalam kalkulasi Proyeksi Neraca Pangan Nasional Tahun 2026, carry over stock dari 2025 ke 2025 sangat besar di angka 4,521 juta ton. Dari itu terdapat estimasi susut/tercecer 831,6 ribu ton. 

Kendati begitu, produksi jagung pada 2026 diproyeksikan sebesar 18 juta ton. Kebutuhan setahun jagung berkisar di 17,055 juta ton, sehingga ketersediaan jagung secara nasional masih sangat mencukupi meskipun tidak ada importasi pada 2026.

Setop Impor Gula

Kementerian Koordinator Bidang Pangan memastikan tidak ada impor gula konsumsi pada 2026. Meskipun, ada kuota yang diberikan untuk impor gula industri.

Deputi Bidang Koordinasi Tata Niaga dan Distribusi Pangan, Kemenko Pangan, Tatang Yuliono menegaskan, gula kebutuhan industri berbeda dengan gula konsumsi. Dipastikannya, pemerintah tak berikan ruang untuk impor gula konsumsi.

"(Gula) Konsumsi kita enggak ada impor. Jadi untuk konsumsi kita tidak ada impor," tegas Tatang di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Selasa (30/12/2025).

Kuota Impor Gula Industri

Adapun, kuota impor gula industri diketok 3,63 juta ton untuk 2026. Ini bagi menjadi gula bahan baku industri 3,12 juta ton, dan 508 ribu ton melalui fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) dan Kawasan Berikat (KB).

Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menargetkan Indonesia tak lagi impor gula pasir putih (white sugar) pada 2026, tahun depan. Ini jadi bagian menuju ambisi swasembada gula nasional.

Guna mendukung upaya tersebut, pemerintah telah melakukan penanaman tebu di berbagai daerah. Dalam hitungan Amran, RI tak impor white sugar mulai 2026.

"InsyaaAllah white sugar doakan paling lama tahun depan sudah tidak impor, target berikutnya adalah gula halus sugar. Itu berikutnya, tapi yang terpenting tahun depan kita target enggak impor white sugar lagi," ungkap Amran di Kantor Badan Pangan Nasional (Bapanas), Jakarta, Senin (13/10/2025).

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |