Harga Emas Lengser dari Rekor Tertinggi Dampak Ambil Untung

2 weeks ago 19

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia turun pada perdagangan hari Jumat. Penurunan harga emas ini terjadi karena investor membukukan keuntungan setelah mencetak rekor tertinggi sesi sebelumnya.

Meskipun mengalami penurunan, harga emas tengah bersiap menuju kenaikan mingguan kedelapan berturut-turut yang didorong oleh permintaan safe haven yang kuat di tengah kekhawatiran atas rencana tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Mengutip CNBC, Sabtu (22/2/2025), harga emas spot turun 0,1% menjadi USD 2.935,75 per ons. Harga emas batangan naik sekitar 1,7% minggu ini setelah naik ke rekor USD 2.954,69 pada perdagangan hari Kamis.

Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,2% menjadi USD 2.950,30 per ons.

"Ini hanya pergerakan klasik dari rekor tertinggi baru dan aksi ambil untung... (tetapi) fundamental emas tetap solid," kata kepala Operasi Allegiance Gold Alex Ebkarian. 

Harga emas telah memecahkan dua rekor tertinggi minggu ini dan diperdagangkan di atas USD 2.950 per ons. Harga emas mampu mencetak rekor karena ketidakpastian seputar pertumbuhan ekonomi global dan ketidakstabilan politik telah menggarisbawahi minat investor terhadap emas batangan, yang telah naik 11,5% sejauh ini pada 2025.

"Permintaan emas saat ini didorong terutama oleh investor barat dan bank sentral. Investor ETF tampaknya ikut-ikutan," kata analis Commerzbank dalam sebuah catatan.

Tarif Baru Trump

Rangkaian rencana tarif baru Trump yang diumumkan awal minggu ini mencakup bea masuk atas kayu dan produk hutan, di samping rencana yang diumumkan sebelumnya untuk mengenakan bea masuk atas mobil impor, semikonduktor, dan farmasi.

Ini terjadi setelah pengenaan bea masuk tambahan sebesar 10% atas impor Tiongkok dan bea masuk sebesar 25% atas baja dan aluminium.

Ebkarian menjelaskan, peran emas sebagai tempat berlindung yang aman belum sepenuhnya terwujud karena peralihan dari aset yang lebih berisiko ke aset yang lebih aman tidak signifikan.

Kebijakan Fed 

Investor juga memantau lintasan suku bunga Federal Reserve AS untuk mencari petunjuk, mengingat kebijakan Trump dipandang sebagai inflasi.

Inflasi yang lebih tinggi dapat memaksa Fed untuk mempertahankan suku bunga tinggi, sehingga mengurangi daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |