Danantara Bisa Jadi Game Changer Iklim Investasi RI, Benarkah?

3 weeks ago 20

Liputan6.com, Jakarta Ekonom, sekaligus Direktur Ekonomi Digital Celios, Nailul Huda menilai bahwa Danantara bisa mendorong perubahan besar pada iklim investasi di Indonesia.

Huda mengatakan, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi hingga di kisaran 6 persen (guna keluar dari middle income trap), dibutuhkan investasi dengan nilai yang besar, sekitar Rp20.000 triliun selama 5 tahun mendatang.

Saat ini, Huda menyoroti, investasi lebih banyak ditopang oleh sektor swasta, dari sisi BUMN masih sangat minim.

“Saya lihat Danantara bisa menjadi game changer untuk mengelola aset menjadi investasi,” kata Huda kepada Liputan6.com di Jakarta, dikutip Jumat (21/2/2025).

“Jika kita lihat, aset ini kan belum menjadi investasi yang produktif, jika dikelola dengan baik, maka saya yakin bisa menghasilkan dana untuk dikelola menjadi investasi. Sehingga ada investor yang masuk kepada project-project dari pemerintah,” jelas dia.

Peran Swasta Wajib Ada

Ia juga berharap, setelah Danantara hadir masih ada peran dari swasta dalam perekonomian. Hal ini agar tidak terjadi crowding out effect dimana peran swasta bisa mengecil dalam perekonomian.

“Maka kita harapkan Danantara tidak mengambil peran terlalu dalam perekonomian tapi bisa menjadi stimulus bagi investor untuk bisa masuk dan berkontribusi dalam project pemerintah,” imbuhnya.

“Untuk itu, dibutuhkan kepala Danantara yang profesional karena harus menarik investor. Selain itu, tidak boleh ada kepentingan politik dalam keputusan yang dibuat oleh Danantara,” pungkas Huda.

Bebas dari Kepentingan Politik

Senada, Direktur eksekutif CELIOS Bhima Yudhistira berharap Danantara bisa menjaga tata kelolanya yang dijanjikam transparan, setelah nantinya resmi diluncurkan.

Bhima juga berharap, Danantara dapat menerapkan standar ESG yang tinggi.

“Karena untuk menarik dana investasi asing terutama dari negara maju mereka tentu perlu melakukan penyamaan standard dulu, jadi ESG menjadi standar yang penting dan harus dikejar,” kata Bhima kepada Liputan6.com di Jakarta, dikutip Jumat (21/2).

“Jadi proyek-proyek yang ditawarkan ke investor adalah proyek-proyek yang berkelanjutan, proyek-proyek yang hijau,” ujar dia.

Terkait tata kelola, terutama penunjukkan direksi Danantara diharapkan bebas dari kepentingan politik atau konflik kepentingan.

“Itu yang harus dijaga,” jelasnya.

Selain itu, juga harus ada tata kelola dan safeguard untuk melindungi dari praktek-praktek korupsi, Bhima menambahkan. “Karena nilai aset dari Danantara juga sangat besar,” imbuhnya.

Danantara Dibidik Jadi Perusahaan Terbesar ke-7 Dunia

Seperti diketahui, Indonesia akan meluncurkan Danantara, sebuah badan pengelola dana investasi senilai hampir USD 900 miliar atau sekitar Rp 14.568 triliun.

Danantara dijadwalkan untuk diluncurkan pada 24 Februari 2025 mendatang.

Danantara sendiri diproyeksikan akan menjadi perusahaan ke-7 terbesar dunia. Sektor-sektor yang menjadi target investasi Danantara antara lain energi terbarukan, manufaktur canggih, industri hilir, dan produksi pangan.

Beberapa waktu lalu, Presiden RI Prabowo Subianto menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana yang berasal dari tujuh BUMN besar, termasuk Bank Mandiri, BRI, BNI, Pertamina, PLN, Telkom, dan MIND ID.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |