Whatsapp Jadi Ruang Kerja Rahasia Miliarder, dari Investasi hingga Jual Beli Barang Langka

8 hours ago 10

Liputan6.com, Jakarta - Di balik keputusan investasi bernilai jutaan hingga miliaran dolar, terdapat satu aplikasi pesan instan yang diam-diam menjadi “ruang kerja” utama para miliarder dunia, yakni whatsapp. Aplikasi ini tak lagi sekadar alat komunikasi, melainkan pusat aktivitas penting bagi banyak kantor keluarga (family office) orang-orang terkaya global.

Melalui whatsapp, para pengelola kekayaan bertukar informasi, menguji kredibilitas rekan bisnis, hingga berburu peluang investasi yang tidak pernah muncul di ruang publik. Bahkan, transaksi barang koleksi bernilai fantastis kerap bermula dari percakapan singkat di grup tertutup.

Sam Nallen Copley, penasihat investasi di sebuah family office berbasis London, mengatakan whatsapp telah menjelma menjadi pusat operasi dunia super kaya. Ia mengelola grup eksklusif beranggotakan hampir 1.000 profesional dari berbagai family office di seluruh dunia.

“Kalau saya butuh apa pun, kapan pun, saya tinggal kirim pesan,” ujarnya dikutip dari CNBC, Selasa (16/12/2025).

Mulai dari mencari co-investor, meminta rekomendasi pengacara pajak di Jerman, hingga menjual koleksi tulang dinosaurus atau kartu Pokémon bernilai jutaan dolar, semuanya pernah terjadi di grup tersebut.

Kecepatan respons dan jaringan global membuat whatsapp menjadi alat yang sulit tergantikan dalam ekosistem pengelolaan kekayaan kelas atas.

Keunggulan Whatsapp

Di balik kesederhanaannya, peran whatsapp dalam jaringan family office sangat strategis, terutama untuk memverifikasi identitas dan menyaring potensi penipuan. Masalah ini menjadi tantangan klasik di sektor pengelolaan kekayaan ultra-high-net-worth.

“Bidang family office adalah area keuangan yang paling mudah dipalsukan,” jelas Nallen Copley.

Ia menuturkan, klaim kepemilikan aset digital bernilai miliaran dolar kerap sulit diverifikasi tanpa jaringan yang solid.

“Jika tidak ada satu pun anggota yang pernah berinteraksi dengan orang itu, itu langsung menjadi red flag,” kata dia.

Keunggulan whatsapp juga terletak pada kemampuannya menghubungkan anggota lintas negara dan zona waktu. Privasi menjadi nilai tambah, karena hanya pengguna dengan nomor pribadi yang dapat berkomunikasi, ditambah enkripsi end-to-end pada setiap pesan.

Robin Lauber dari Infinitas Capital mengaku lebih nyaman menerima informasi melalui whatsapp dibandingkan email atau LinkedIn. Menurutnya, email dipenuhi spam, sementara LinkedIn sering dibanjiri tawaran investasi yang kurang kredibel.

“WhatsApp mudah dan nyaman,” katanya.

“Sejujurnya, saya bahkan tak membaca pesan LinkedIn saya.”

Jembatan Komunikasi Lintas Generasi

Whatsapp juga memainkan peran penting dalam menjembatani komunikasi lintas generasi di keluarga miliarder. Generasi pewaris berusia 20–35 tahun cenderung lebih aktif di aplikasi pesan instan dibandingkan email formal.

Joshua Gentine, konsultan family office sekaligus pewaris Sargento Foods, mengakui hal tersebut. “Kami harus menemui mereka di platform yang mereka gunakan,” katanya. “Berkomunikasi via email dengan generasi itu adalah tantangan besar.”

Meski tersedia platform premium khusus orang kaya, dominasi whatsapp tetap sulit ditandingi. Dengan lebih dari 3 miliar pengguna aktif bulanan, aplikasi ini terasa lebih natural dan tidak kaku. Michael Cole dari komunitas miliarder R360 menyebut grup whatsapp tetap menjadi pusat koordinasi meski mereka memiliki aplikasi internal.

Namun, para ahli keamanan siber mengingatkan adanya risiko. Tony Gebely dari Annapurna Cybersecurity menilai whatsapp lebih aman daripada SMS, tetapi belum setara platform enterprise. Meta selaku induk perusahaan masih dapat mengakses metadata pengguna.

“Untuk urusan operasional bisnis, WhatsApp bukan tempatnya,” tegas Gebely.

Meski demikian, para pakar menilai whatsapp akan tetap menjadi bagian penting dalam dunia super kaya. Selama risikonya disadari, aplikasi ini akan terus menjadi “ruang rapat rahasia” tempat peluang besar berpindah tangan secara senyap.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |