Bos JPMorgan: Tarif Dagang Berisiko Perlemah Ekonomi AS

1 week ago 17

Liputan6.com, Jakarta - CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon mengingatkan bahwa serangkaian tarif impor baru yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump berisiko mendongkrak harga barang domestik dan impor sehingga membebani ekonomi AS yang telah melambat.

Dalam surat tahunannya kepada pemegang saham, Dimon membahas dampak dari tarif impor yang diumumkan Trump pada 2 April lalu.

"Apa pun pendapat Anda tentang alasan yang sah untuk tarif yang baru diumumkan, dan, tentu saja, ada beberapa atau efek jangka panjang, baik atau buruk, kemungkinan besar akan ada efek jangka pendek yang penting," kata Dimon, dikutip dari CNBC International, Selasa (8/4/2025).

"Kita mungkin akan melihat hasil inflasi, tidak hanya pada barang impor tetapi juga pada harga domestik, karena biaya input meningkat dan permintaan meningkat pada produk domestik," ungkapnya.

"Apakah daftar tarif menyebabkan resesi atau tidak masih menjadi pertanyaan, tetapi itu akan memperlambat pertumbuhan," lanjutnya.

Dimon menjadi CEO pertama dari bank besar Wall Street yang secara terbuka membahas kebijakan tarif Trump yang luas saat pasar global jatuh.

Meskipun bos raksasa perbankan itu sering menggunakan platformnya untuk menyoroti risiko geopolitik dan keuangan global, surat tahun ini datang pada momen pasar keuangan yang bergejolak.

Saham telah jatuh bebas sejak pengumuman tarif impor Trump, menyebabkan minggu terburuk bagi ekuitas AS sejak pandemi Covid-19 pada tahun 2020.

Bos JPMorgan: Tarif Impor Donald Trump Timbulkan Ketidakpastian

Dimon menilai, kebijakan tarif Trump telah menciptakan banyak ketidakpastian, termasuk dampaknya terhadap arus modal global dan dolar, terhadap laba perusahaan, dan respons dari mitra dagang.

"Semakin cepat masalah ini diselesaikan, semakin baik karena beberapa efek negatif meningkat secara kumulatif dari waktu ke waktu dan akan sulit untuk dibalikkan," katanya.

"Dalam jangka pendek, saya melihat ini sebagai satu tambahan yang sangat penting," ujar Dimon.

Meskipun ekonomi AS telah berkinerja baik selama beberapa tahun terakhir, dibantu oleh pinjaman dan pengeluaran pemerintah hampir USD 11 triliun, menurut Dimon, ekonomi negara tersebut sudah melemah dalam beberapa minggu terakhir, bahkan sebelum pengumuman tarif Trump. 

Dia menyebut, inflasi AS diperkirakan akan lebih kuat dari yang diantisipasi banyak orang, yang berarti bahwa suku bunga dapat tetap tinggi bahkan saat ekonomi melambat.

Dimon Pesimis Pasar Bisa Soft Landing

"Ekonomi menghadapi turbulensi yang cukup besar (termasuk geopolitik), dengan potensi positif dari reformasi pajak dan deregulasi serta potensi negatif dari tarif dan 'perang dagang', inflasi yang terus berlanjut, defisit fiskal yang tinggi, dan harga aset serta volatilitas yang masih cukup tinggi," kata Dimon.

Dimon menyampaikan nada yang kurang positif dalam suratnya pada hari Senin, mengingat seberapa banyak saham AS telah jatuh dari titik tertingginya baru-baru ini. Menurut CEO JPMorgan tersebut, baik saham maupun spread kredit masih berpotensi terlalu optimis.

"Pasar tampaknya masih menilai aset dengan asumsi bahwa kita akan terus mengalami soft landing," kata Dimon. "Saya tidak begitu yakin," ucapnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |