82,9 Juta Orang Terima MBG Tahun Depan, Menko Zulkifli Ungkap Dampak ke Ekonomi Daerah

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan melihat dampak besar dari pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi 82,9 juta orang tahun depan. Ekonomi di daerah disebut akan bergerak semakin positif.

Dia menargetkan, sebanyak 82,9 juta orang akan menerima MBG pada Maret 2026 mendatang. Dengan begitu, permintaan pangan seperti telur ayam hingga buah-buahan akan meningkat drastis.

"Maret, yang tadi kami rapat, Maret nanti akan memberikan manfaat 82,9 juta. Maka tiap hari kita perlu 82,9 juta kalau satu butir telur, buah 82,9 juta mangkuk buah, ayam, ikan, 82,9 juta," kata Zulkifli dalam Indonesia Connect Outlook 2026, di The Hall Senayan City, SCTV Tower, Jakarta, ditulis Jumat (5/12/2025).

Atas hitungan tersebut, Zulkifli meyakini dampaknya terhadap perekonomian di daerah akan meningkat. Apalagi, bahan-bahan yang dibutuhkan itu perlu dipasok dari produsen terdekat.

"Jadi nanti dampaknya itu di perkampungan, di kampung-kampung, di desa-desa akan berkembang," kata dia.

"Peternak telur, penggemuk ayam, tanaman sayur laku, tanaman buah laku, tambak-tambak akan laku. Itu luar biasa," sambung Zulkifli.

Sebelumnya, Badan Gizi Nasional (BGN) memastikan Program Makan Bergizi Gratis akan langsung berjalan pada awal Januari 2026, dengan belanja harian mencapai Rp 900 miliar.

“Tahun depan kita akan lanjut dengan program makan bergizi gratis. Dan tahun depan satu hari di bulan Januari itu kami akan mengirimkan atau menggunakan uang per hari Rp 900 miliar,” kata Kepala BGN Dadan Hindayana dalam acara Rapat Pimpinan Nasional KADIN, di Park Hyatt, Jakarta, Senin (1/12/2025).

Angka ini menjadi stimulus ekonomi instan yang mengalir sejak hari pertama, bahkan ketika kementerian lain belum mulai melakukan belanja anggaran tahunannya.

“Jadi, ketika Kementerian lain nanti belum bisa menggunakan uang, Badan Gizi dipastikan sudah akan bisa mengirimkan uang ke setiap SPPG,” ujarnya.

Dadan Hindayana menjelaskan jika 24 ribu Sentra Penyedia Pangan Gizi (SPPG) telah rampung pada akhir Desember 2025, hal ini memungkinkan pencairan bantuan dan distribusi makanan dapat dilakukan tanpa jeda administrasi.

Artinya, BGN bergerak jauh lebih awal dibanding mekanisme belanja kementerian dan lembaga lain yang biasanya membutuhkan waktu.Dengan belanja harian yang sangat besar, daya beli masyarakat dan perputaran uang di akar rumput diproyeksikan akan meningkat signifikan.

Dari Rp 900 miliar belanja harian tersebut, 85 persennya dialokasikan untuk membeli bahan baku pangan, dan 95–99 persen merupakan produk hasil pertanian domestik.

“Jadi, Rp 900 miliar itu 85 persennya digunakan untuk membeli bahan baku. Bahan bakunya adalah 95-99 persen produk-produk pertanian,” ujarnya.

Sementara 10,5 persennya akan digunakan untuk membayar tenaga kerja yang bekerja. Menurutnya, hal tersebut suatu dorongan ekonomi yang cukup besar yang akan terjadi tahun 2026.