BAGI sebagian orang, kata artileri terdengar asing. Dalam dunia militer, istilah ini masuk kategori senjata berat yang dirancang untuk menghancurkan sasaran dalam jarak jauh dengan daya ledak yang besar.
Jenis senjata ini sering digunakan untuk mendukung operasi militer besar. Senjata ini digunakan menyerang target lawan, maupun melindungi pasukan sendiri.
Salah satu keunggulan artileri adalah kemampuan menyerang dari jarak jauh, sehingga penembakan dapat dilakukan tanpa harus berhadapan langsung dengan musuh.
Bagi Tentara Nasional Indonesia (TNI), keberadaan artileri adalah salah satu kekuatan utama untuk melindungi kedaulatan negara. Lalu, apakah Anda tahu jenis-jenis artileri yang digunakan oleh TNI? Berikut pembahasannya.
Jenis-jenis artileri
TNI menggunakan berbagai macam artileri sebagai alat perlindungan negara.
1. Mortir
Mortir adalah jenis artileri ringan yang dirancang untuk mendukung pasukan militer dengan menghasilkan tembakan bantuan. Jarak tembak mortir lebih pendek dibandingkan artileri lainnya, tetapi mortir memiliki keunggulan dalam mobilitas dan kemudahan penggunaan.
Peluru mortir biasanya dimasukkan dari bagian depan laras, yang dikenal sebagai sistem penembakan muzzle-loading. Mortir termasuk dalam kategori senjata tembakan tidak langsung. Dengan lintasan peluru yang tinggi dan sangat melengkung mortar dapat menyerang target yang terlindungi oleh medan seperti bukit atau bangunan.
TNI, yang terdiri dari Angkatan Darat, Korps Marinir Angkatan Laut, dan Pasukan Khas Angkatan Udara, menggunakan berbagai jenis mortir dengan kaliber yang beragam. Beberapa jenis mortir yang dioperasikan TNI meliputi:
- Norin Kutibet 87 dengan kaliber 81 mm buatan Tiongkok
- Mortir 81 mm dengan model model 81KRH71Y keluaran tahun 1997 yang dibuat Finlandia.
- Mortir MO3 dengan kaliber 81 mm
- Mortir MO2 dengan kaliber 60 mm.
- Mortir MO1, yang dikenal sebagai mortir komando, sangat ringan dan portabel, dengan bobot hanya 6 kg, sehingga dapat dioperasikan oleh satu orang saja.
2. Howitzer (Meriam Howitzer)
Meriam Howitzer merupakan jenis artileri yang memiliki kemampuan menembakkan proyektil dengan lintasan tinggi (indirect fire). Meriam ini sangat efektif dalam menyerang sasaran yang berada di belakang garis depan atau medan yang sulit dijangkau.
Meriam legendaris buatan Amerika ini hadir di Indonesia tahun 1982. Saat itu, Indonesia membeli meriam ini dalam kondisi bekas pakai.
Saat ini, TNI Angkatan Darat (AD) menggunakan berbagai jenis meriam howitzer, salah satunya adalah Howitzer 105mm, yang dibeli Indonesia dari Perancis tahun 1994 dengan bobot sekitar 2,2 ton. Namun, masih ada beberapa jenis Meriam howitzer yang kerap kali digunakan TNI AD yaitu:
- Howitzer LK-1 Mk II
- Howitzer KH-178
- Howitzer KH-179
3. Artileri Roket Multiple (MRLS)
Sistem artileri roket multiple (MRLS) adalah artileri untuk memberikan tembakan dengan jarak yang lebih jauh dibandingkan meriam konvensional. MRLS memiliki kemampuan untuk meluncurkan beberapa roket dalam waktu yang bersamaan, sehingga dapat memberikan dampak yang besar pada musuh dalam waktu singkat.
Di Indonesia, MRLS digunakan TNI untuk memberikan serangan besar-besaran dalam waktu yang singkat terhadap formasi musuh, atau sasaran yang tersebar di area yang luas.
4. Artileri Anti-Pesawat
Jenis artileri ini dirancang menghancurkan pesawat musuh yang terbang di ketinggian rendah hingga menengah. TNI Angkatan Udara (AU) dan TNI AD (Angkatan Darat) memiliki beberapa sistem artileri anti-pesawat yang dapat digunakan untuk menghadang pesawat musuh yang mencoba menyerang posisi pasukan di darat.
Dengan menggunakan radar dan sistem kontrol tembakan, artileri anti-pesawat ini dapat memberikan tembakan presisi untuk menghancurkan pesawat musuh sebelum mereka mencapai target.
5. AMX-Mk61: Artileri Swagerak Andalan TNI
AMX-Mk61 adalah artileri swagerak yang dirancang menggunakan sasis tank AMX-13 buatan Perancis. Dinamakan swagerak karena artileri ini dapat dioperasikan tanpa bantuan mobil penderek seperti artileri lainnya.
Alat ini mulai digunakan di Indonesia pada akhir 1970-an dan menjadi bagian penting dari persenjataan TNI Angkatan Darat. Meskipun usianya sudah tua, AMX-Mk61 tetap berfungsi aktif dalam berbagai latihan dan operasi, membuktikan ketangguhannya sebagai sistem persenjataan yang andal.
Sistem ini dilengkapi dengan meriam kaliber 105 mm yang mampu mendukung operasi jarak menengah hingga jauh. Untuk pengoperasiannya, dibutuhkan lima kru, terdiri dari pengemudi, penembak, komandan, dan dua kru tambahan.
Jenis-jenis artileri yang digunakan Indonesia sangat bervariasi. Masing-masing jenis artileri ini memiliki fungsi yang berbeda. Namun semuanya berperan dalam menjaga kedaulatan Indonesia melalui pertahanan militer yang dilaksanakan TNI AU, TNI AD, dan TNI Angkatan Laut (AL). (Kemhan/youtube Lycma-Mil Tech/berbagai sumber/Z-3)