Rupiah Perkasa terhadap Dolar AS Hari Ini 25 Juni 2025, Sentuh Level Segini

8 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melesat 98 poin atau 0,60% pada perdagangan Rabu pagi (25/6/2025). Rupiah sentuh posisi 16.256 terhadap dolar AS dari sebelumnya di posisi 16.354.

Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong prediksi nilai tukar rupiah melesat terhadap dolar AS didukung situasi geopolitik.

"Rupiah masih dipengaruhi sentimen eksternal dan akan menguat terhadap dolar AS di tengah sentimen risk on oleh meredanya situasi geopolitik,” kata dia seperti dikutip dari Antara.

Pada Senin, 23 Juni 2025, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan Israel dan Iran sepakat melakukan gencatan senjata total dan menyeluruh di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.

Gencatan senjata itu mulai berlaku pada Selasa (24/6) pukul 04.00 GMT (11:00 WIB). Trump menyerukan agar kedua pihak tidak melanggarnya.

Akan tetapi, pada Selasa pagi, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memerintahkan serangan besar-besaran ke Iran dengan dalih Iran telah melanggar kesepakatan. Iran membantah tuduhan itu dan berjanji akan membalas jika diserang lagi.

Pada Senin, Iran juga telah meluncurkan rudal ke Pangkalan Udara Al Udeid milik militer AS di Qatar, menyusul serangan AS terhadap tiga situs nuklir Iran pada Minggu, 22 Juni 2025.

"Memang situasi di Timteng (Timur Tengah) masih penuh ketidakpastian, namun paling tidak keadaan jauh lebih baik daripada kekhawatiran saling serang yang besar,” kata Lukman.

Di sisi lain, penguatan kurs rupiah terbatas seiring pernyataan hawkish dari Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell.

“Powell mengatakan inflasi masih belum mencapai target dan masih bisa naik ke depannya oleh tarif,” ujar dia.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, nilai tukar rupiah diprediksi berkisar Rp16.250-Rp16.350 per dolar AS.

Rupiah Tekuk Dolar AS Usai Trump Umumkan Gencatan Senjata Iran-Israel

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penguatan pada Selasa, 24 Juni 2025. Rupiah ditutup menguat 138 poin terhadap Dolar AS (USD), setelah sebelumnya sempat menguat 150 poin di level Rp 16.353, dari penutupan sebelumnya di level Rp 16.492.

“Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 16.300 - Rp 16.360,” ungkap pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (24/5/2025).

Rupiah menguat menyusul pengumuman Presiden AS Donald Trump bahwa Israel dan Iran telah sepenuhnya menyetujui gencatan senjata, menambahkan bahwa Iran akan segera memulai gencatan senjata.

Jika kedua belah pihak menjaga perdamaian, perang akan resmi berakhir setelah 24 jam, mengakhiri konflik selama 12 hari.

“Keterlibatan langsung AS dalam perang juga telah memfokuskan investor secara langsung pada Selat Hormuz, jalur air sempit dan vital antara Iran dan Oman di Teluk Timur Tengah yang dilalui antara 18 dan 19 juta barel minyak mentah dan bahan bakar per hari, hampir seperlima dari konsumsi dunia,” Ibrahim menyoroti.

Kekhawatiran Risiko Gangguan

Saat ini, muncul kekhawatiran pada risiko gangguan aktivitas maritim melalui selat tersebut, yany dapat melambungkan harga. Sementara itu, di AS, pergeseran narasi suku bunga Federal Reserve dengan Gubernur The Fed Michelle Bowman mengisyaratkan potensi penurunan suku bunga paling cepat pada Juli mendatang, karena tekanan inflasi telah mereda.

“Komentarnya menambah spekulasi seputar langkah The Fed berikutnya, dengan pasar kini mengalihkan fokus mereka ke kesaksian Ketua Jerome Powell di hadapan Kongres pada hari Selasa untuk petunjuk kebijakan lebih lanjut,” papar Ibrahim.

Laporan tersebut menambahkan bahwa kebijakan saat ini berada pada posisi yang baik dan bahwa stabilitas keuangan tangguh di tengah ketidakpastian yang tinggi, lanjutnya. Hari ini fokus pasar adalah kesaksian Ketua Fed Jerome Powell di Kongres AS, angka Keyakinan Konsumen terbaru dan Indeks Manufaktur Richmond.

APBN Defisit Rp 21 Triliun pada Akhir Mei 2025

Pemerintah mencatat defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp21 triliun per akhir Mei 2025.

Meski alami pergeseran dari posisi surplus pada bulan sebelumnya, kondisi fiskal masih dalam batas yang sangat terkendali. Defisit tersebut baru mencapai 0,09% terhadap produk domestik bruto (PDB), jauh di bawah batas defisit yang ditetapkan dalam Undang-Undang APBN 2025 sebesar Rp616,2 triliun atau sekitar 2,29% dari PDB.

Pendapatan negara hingga Mei 2025 tercatat Rp995,3 triliun atau 33,1% dari target tahunan. Sementara realisasi belanja negara mencapai Rp1.016,3 triliun atau 28,1% dari total pagu belanja. Lebih lanjut Menkeu.

Dengan surplus keseimbangan primer sebesar Rp192,1 triliun, pemerintah memastikan pembiayaan utang tetap terkendali.

Realisasi pembiayaan mencapai Rp324,8 triliun atau 52,7% dari target. Keseimbangan primer menunjukkan bahwa kas negara cukup untuk membiayai kebutuhan pokok, termasuk belanja prioritas dan pembayaran kewajiban.

Oleh karena itu, Ibrahim menyarankan, walaupun APBN mengalami defisit tetap terkendali, pemerintah perlu terus berkomitmen menjaga disiplin fiskal agar pertumbuhan ekonomi tetap terjaga dan keberlanjutan pembangunan tidak terganggu.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |