Nego Tarif Trump, Bahlil Siap Genjot Impor LPG dan Minyak dari AS

1 week ago 17

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia siap menggenjot impor LPG dan minyak dari Amerika Serikat (AS). Guna merespons kebijakan tarif resiprokal dari Presiden AS, Donald Trump terhadap Indonesia sebesar 32 persen. 

Arahan penambahan porsi impor LPG dan minyak dari Negeri Paman Sam tersebut datang langsung dari Presiden Prabowo Subianto. 

Pemerintah RI disebut bakal menawarkan sejumlah hal untuk meminimalkan surplus perdagangan Indonesia terhadap AS, mulai dari LPG, minyak, BBM, hingga alat pengeboran minyak dan gas bumi (migas). 

Bahlil mengatakan, ia telah mendapat perintah langsung dari Prabowo, untuk melihat potensi barang apa saja yang bisa dibeli lebih banyak dari Amerika Serikat. Khususnya di sektor ESDM, di mana 54 persen daripada impor LPG berasal dari Amerika Serikat. 

"Kita tahu bahwa impor minyak kita cukup besar. Ini yang kami lagi meng-exercise untuk kemudian dijadikan salah satu komoditas yang bisa kita beli di Amerika," ujar Bahlil seusai acara halal bihalal di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (9/4/2025).

Menurut perhitungannya, porsi impor minyak Indonesia dari Amerika Serikat baru sekitar 4 persen. Sejauh ini, impor minyak untuk konsumsi dalam negeri masih lebih banyak dari Singapura, Timur Tengah, Afrika, hingga Amerika Latin. 

"Kita akan meng-excercise (lebih banyak impor dari Amerika Serikat), sehingga bisa mengurangi defisit neraca perdagangan kita," imbuh Bahlil. 

Namun, bukan berarti impor minyak dari negara-negara tersebut bakal dihentikan. "Ya tidak disetop juga. Volumenya yang mungkin dikurangi," tegas Bahlil.

Sementara untuk memperbesar porsi impor LPG, Bahlil mengaku telah menghitung nilai keekonomiannya. Ia pun yakin ongkos mendatangkan LPG dari Negeri Paman Sam tidak akan membebani belanja. 

"Logikanya harusnya lebih mahal karena transportasinya. Tapi buktinya harga LPG dari Amerika sama dengan dari Middle East," kata Bahlil. 

"Jadi saya pikir semua ada cara untuk kita menghitung. Dalam bisnis yang penting adalah produk yang diterima di negara kita adalah dengan harga yang kompetitif," ia menambahkan. 

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |