Menyingkap Gunung Emas di Indonesia, Sanggup Hasilkan Jutaan Ons Logam Mulia

8 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta Indonesia telah diakui sebagai salah satu dari sepuluh negara penghasil emas terbesar di dunia. Hal ini terungkap dalam laporan yang dikeluarkan oleh Investing News Network yang mengacu pada data dari United States Geological Survey (USGS).

Negara kita menempati urutan ke-10 dengan total produksi emas mencapai 100 metrik ton (MT) pada tahun 2024. Tambang Grasberg yang terletak di Papua, hasil kolaborasi antara Freeport-McMoRan dan pemerintah Indonesia, menjadi tambang emas terbesar di Indonesia dengan total produksi yang mencapai 1,86 juta ons emas pada tahun 2024.

Grasberg merupakan gunung emas yang sedang dieksplorasi. Saat ini, aktivitas penambangan telah beralih dari permukaan ke dalam tanah, sehingga telah terbentuk lubang yang sangat besar di lokasi tambang Grasberg.

Selain Grasberg, terdapat beberapa gunung emas lainnya yang juga sedang digali oleh perusahaan-perusahaan tambang di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa potensi sumber daya mineral di tanah air masih sangat besar dan belum sepenuhnya tergali.

Berikut adalah daftar gunung emas yang dapat ditemukan di Indonesia:

1. Grasberg Papua

Grasberg terletak di Pegunungan Tengah, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah. Tempat ini dikenal sebagai lokasi tambang terbuka yang dikelola oleh PT Freeport Indonesia, yang merupakan salah satu tambang emas dan tembaga terbesar di dunia.

Lokasi tambang ini berada di Pegunungan Tengah, Mimika, Papua Tengah, dengan ketinggian sekitar 4.200 meter di atas permukaan laut (mdpl). Sejak beroperasi pada tahun 1988, Grasberg telah menjadi salah satu tambang paling produktif di dunia.

Meskipun tambang terbuka ditutup pada awal tahun 2020, PTFI tetap melanjutkan operasional tambang bawah tanah di area tersebut. Hal ini menunjukkan komitmen perusahaan untuk terus memanfaatkan sumber daya yang ada di tambang tersebut.

2. Martabe Tapanuli Selatan

Gunung Martabe merujuk pada lokasi tambang emas yang berada di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Indonesia. Tambang ini dikenal sebagai salah satu penghasil emas terbesar di tanah air dan dikelola oleh PT Agincourt Resources.

Selain emas, lokasi ini juga merupakan sumber utama perak dan tembaga. Penemuan kandungan emas di area ini telah terjadi sejak tahun 2008, bersamaan dengan dimulainya konstruksi untuk pertambangan emas.

"Rencana produksi akan dilakukan sampai tahun 2033," yang merupakan bagian dari kontrak karya yang telah disepakati dengan pemerintah Indonesia.

Luas area tambang mencapai 1.303 kilometer persegi. Untuk mendukung aktivitas penambangan, telah dibangun berbagai fasilitas yang berlokasi dekat dengan jalan raya trans Sumatera. Saat ini, terdapat dua area operasi yang menggunakan metode pit terbuka, dan pengembangan untuk pit ketiga juga sedang berlangsung.

Di lokasi ini, terdapat pabrik yang mengolah bijih emas menggunakan metode carbon in leach secara konvensional. Dengan adanya infrastruktur yang memadai, diharapkan proses penambangan dapat berjalan dengan efisien dan berkelanjutan.

3. Pongkor Bogor

PT Aneka Tambang Tbk, atau yang lebih dikenal dengan Antam, memperoleh sebagian besar produksi emas dan perak dari tambang bawah tanah yang terletak di Pongkor, Jawa Barat, serta Cibaliung, Banten. Saat ini, kedua lokasi tersebut telah memasuki fase pasca tambang.

"Indikasi adanya deposit emas di Pongkor ditemukan oleh Unit Geomin pada tahun 1981 dan produksi dimulai pada tahun 1994 setelah izin diperoleh pada tahun 1992," jelas laporan perusahaan. Tambang emas di Pongkor memiliki tiga urat utama, yaitu Ciguha, Kubang Cicau, dan Ciurug.

Dalam proses penambangan, Antam menerapkan metode conventional cut and fill stoping pada urat emas Ciguha dan Kubang Cicau. Sementara itu, untuk urat emas Ciurug, perusahaan menggunakan metode mechanised cut and fill dengan bantuan peralatan seperti hydraulic jumbo drill dan load haul dump (LHD) sejak tahun 2000.

Penerapan metode mechanised cut and fill ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan volume produksi, tetapi juga untuk menekan biaya produksi guna mencapai efisiensi yang lebih baik. Pada tahun 2023, total cadangan bijih emas yang dimiliki Antam mencapai 860 ribu dry metric ton (dmt) bijih emas, yang setara dengan 184 ribu troy oz (5,72 ton) logam emas insitu (contained metal).

Selain itu, sumber daya mineral emas perusahaan pada tahun yang sama mencapai 5,14 juta dmt bijih emas, yang setara dengan 729 ribu troy oz (22,68 ton) logam emas insitu (contained metal). Dengan demikian, Antam terus berkomitmen untuk mengoptimalkan potensi sumber daya yang ada demi keberlanjutan produksi dan efisiensi operasional. Melalui strategi yang tepat dan penggunaan teknologi modern dalam proses penambangan, Antam berharap dapat terus berkontribusi pada industri pertambangan emas dan perak di Indonesia.

4. Halmahera Maluku Utara

Pulau Halmahera tercatat sebagai salah satu pulau di Indonesia yang memiliki potensi harta karun yang signifikan. Harta karun tersebut adalah tambang emas yang dikelola oleh PT Nusa Halmahera Minerals, yang sering disingkat NHM.

Perusahaan ini dimiliki oleh PT Indotan Halmahera Bangkit dengan kepemilikan sebesar 75%, sementara 25% sisanya dimiliki oleh PT Aneka Tambang Tbk. (Antam). Lokasi tambang emas ini berada di Tambang Emas Gosowong, yang terletak di Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara.

Tambang emas yang dikenal dengan nama Gosowong ini ditemukan melalui eksplorasi greenfield di Pulau Halmahera. Pada tahun 1996, sumber daya awalnya tercatat sebesar 770 Koz Au, dan pada tahun 2020, sumber daya tersebut meningkat menjadi 7 Moz Au. Sejak operasi dimulai, tambang ini telah memproduksi sekitar 6 Moz Au dengan nilai rata-rata 25 g/t Au. Saat ini, metode penambangan terbuka di Tambang Emas Gosowong telah selesai, dan NHM kini sepenuhnya fokus pada aktivitas penambangan bawah tanah di dua area produksi, yaitu Kencana dan Toguraci.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |