Menteri Ara Tegaskan Sektor Perumahan Tak Butuh Utang Luar Negeri, Ini Alasannya

8 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait (Ara) menegaskan Kementerian PKP tidak memerlukan utang luar negeri untuk sektor perumahan pada tahun ini.

"Saya sudah bicara dengan Presiden bahwa untuk kementerian kami tak perlukan pinjaman luar negeri, kami tahun ini tidak ada pinjaman luar negeri," ujar Ara di Jakarta, Selasa.

Hal tersebut tidak terlepas dari dukungan Presiden Prabowo, Kementerian Keuangan, Bank Indonesia (BI), Danantara yang luar biasa terhadap sektor perumahan.

Danantara sudah siap dengan dukungan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Perumahan sebesar Rp130 triliun, kemudian sebelumnya dari BI sudah melakukan relaksasi Giro Wajib Minimum untuk mendukung sektor perumahan.

Sebagai informasi, Direktur Jenderal (Dirjen) Tata Kelola dan Pengendalian Risiko (TKPR) Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Azis Andriansyah mengkaji ulang rencana pinjaman luar negeri dari Asian Development Bank atau ADB untuk program Indonesia Green Affordable Housing Program (IGAHP). 

Azis mengkaji ulang opsi pinjaman luar negeri dari ADB dan mencoba untuk memanfaatkan sumber (resources) dari dalam negeri, yakni pelonggaran Giro Wajib Minimum (GWM) Bank Indonesia (BI) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di sektor perumahan dari Danantara bagi IGAHP.

Green Book

Menurut dia, IGAHP sebelumnya sudah masuk dalam Green Book Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Tahun 2024, tapi karena ada perubahan nomenklatur kementerian di pemerintahan Presiden Prabowo, maka Direktorat Jenderal Tata Kelola dan Pengendalian Risiko melakukan pengajuan ulang (resubmit) di tahun 2025 dan yang mengusulkan adalah Dirjen Tata Kelola dan Pengendalian Risiko agar program IGAHP ini diusulkan kembali ke dalam Green Book.

Namun, kata Azis lagi, belakangan ternyata ada resources dari dalam negeri yang merupakan upaya dari Menteri PKP, yakni dari pelonggaran GWM BI dan KUR perumahan dari Danantara.

"Itu tadi saya bilang perlu mengkaji ulang rencana pinjaman dari ADB, karena kita sudah memiliki resources dari dalam negeri," katanya pula.

Prabowo Bakal Renovasi 2 Juta Rumah di Desa

Sebelumnya, pemerintah Presiden Prabowo Subianto berencana untuk merenovasi 2 juta rumah masyarakat di wilayah pedesaan hingga akhir tahun ini.

Kabar itu diungkapkan oleh Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Fahri Hamzah.

Sebagai informasi, Program renovasi rumah rakyat atau Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) menjadi salah satu bagian dari program 3 juta rumah.

“Presiden memerintahkan pembangunan atau renovasi 2 juta rumah. Sebelumnya, kapasitas kebijakan ini hanya bisa merenovasi sekitar 150.000 rumah per tahun,” kata Fahri dalam agenda peluncuran laporan Bank Dunia: Indonesia Economic Prospects di Jakarta, Senin (23/6/2025).

“Meskipun pemerintahan baru berjalan baru sekitar 6 bulan, sampai bulan Desember lalu presiden telah menegaskan bahwa renovasi 2 juta rumah harus dijalankan,” ucapnya.

Fahri mencatat, Pemerintah akan menggelontarkan anggaran dari APBN sebesar Rp 43,6 triliun atau sekitar Rp 21,8 juta per rumah dalam progam tersebut.

“Rp1,8 juta akan dialokasikan ke kementerian untuk keperluan pelatihan dan seluruh aspek administratif dari kebijakan ini,” paparnya.

“Adapun Rp 2,5 juta akan diberikan kepada pemilik rumah sebagai penerima manfaat langsung, kemudian Rp 17,5 juta untuk pengadaan material bangunan,” terang Fahri.

Belum Ada Jadwal Pasti

Namun, Fahri belum mengungkap jadwal pasti program renovasi 2 juta rumah akan berjalan.

Dijelaskannya pencairan akan bergantung pada pengumuman dari Kementerian Keuangan dalam waktu dekat.

“Kami sudah menerima informasi dari Kementerian Keuangan, kemungkinan minggu ini akan diumumkan,” ungkap Fahri.

Akan Libatkan Koperasi Desa Merah Putih

Fahri lebih lanjut menyebutkan, program renovasi 2 juta rumah juga akan melibatkan Koperasi Desa Merah Putih.

Koperasi tersebut nantinya diharapkan dapat menyediakan bahan bangunan atau material.

“Saya sudah bicara sama Pak Ferry (Wamen Koperasi), beliau lagi menyiapkan sistemnya, kita nanti mau presentasikan bagaimana teknisnya,” jelas Fahri.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |