Harga Minyak Mentah Justru Anjlok 7% Usai Iran Gempur Pangkalan Militer AS

7 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak mentah anjlok tajam pada perdagangan hari Senin setelah serangan rudal oleh Iran terhadap pangkalan udara AS di Qatar tidak menimbulkan korban jiwa. Serangan ini meningkatkan harapan investor bahwa mungkin ada jalan untuk meredakan konflik di Timur Tengah.

Mengutip CNBC, Selasa (24/6/2025), harga minyak mentah AS turun USD 5,33 atau 7,22%, dan ditutup pada USD 68,51 per barel. Sementara harga minyak patokan global Brent turun USD 5,53 atau 7,18% dan ditutup pada uSD 71,48 per barel.

Harga minyak mentah sekarang berada pada level terendah sejak Israel mulai mengebom Iran pada tanggal 13 Juni.

NBC News melaporkan bahwa TV pemerintah Iran menyiarkan bahwa pasukan Iran telah melancarkan serangan rudal terhadap Pangkalan Udara Al-Udeid di Qatar sebagai balasan atas serangan AS terhadap situs nuklir terpentingnya selama akhir pekan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar mengonfirmasi bahwa serangan Iran tidak menimbulkan korban jiwa. Pertahanan udara Qatar mencegat rudal Iran.

Harga minyak mentah melonjak pada Minggu malam setelah AS bergabung dengan Israel melawan Iran. Harga minyak Brent naik lebih dari 5% hingga menembus USD 81 sebelum kemudian turun lagi. Harga minyak WTI mencapai level tertinggi sejak Januari sebelum turun kembali.

Konflik Bakal Mereda

Menteri Energi Chris Wright mengatakan kepada CNBC dalam sebuah wawancara pada hari Senin bahwa penjualan minyak mentah di pasar minyak menunjukkan bahwa investor percaya konflik akan mereda setelah Presiden Donald Trump menyerang Iran selama akhir pekan.

Kepala analis komoditas global RBC Capital Markets Helima Croft mengatakan, ada sebagian pelaku pasar yang percaya Trump telah berhasil meningkatkan ketegangan.

"Pada dasarnya, strategi perdamaian melalui kekuatan," kata Croft.

"Jika kita tidak mendapatkan apa pun lagi dari Iran, Presiden Trump akan menang besar dalam hal ini." tambah dia. 

Trump berterima kasih kepada Iran dalam sebuah posting media sosial "karena memberi kami pemberitahuan awal" tentang serangan itu, "yang memungkinkan tidak ada nyawa yang hilang."

Presiden AS itu meminta Republik Islam untuk bergerak menuju perdamaian dan mengatakan dia akan mendorong Israel untuk melakukan hal yang sama.

Ketakutan Selat Hormuz

Pasar minyak tampaknya telah menghindari skenario terburuknya saat ini di mana Iran berupaya menutup Selat Hormuz. Sekitar 20 juta barel minyak mentah per hari, atau 20% dari konsumsi global, mengalir melalui selat tersebut pada tahun 2024, menurut Badan Informasi Energi.

Media pemerintah Iran melaporkan pada hari Minggu bahwa parlemen Iran telah mendukung penutupan selat tersebut, mengutip seorang anggota parlemen senior. Namun, keputusan akhir untuk menutup selat tersebut berada di tangan dewan keamanan nasional Iran.

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio telah memperingatkan Iran agar tidak berupaya menutup selat tersebut. Itu akan menjadi "bunuh diri ekonomi" bagi Republik Islam tersebut karena ekspor mereka melewati jalur air tersebut.

"Kami memiliki opsi untuk mengatasinya," kata Rubio kepada Fox News dalam sebuah wawancara pada hari Minggu.

“Hal itu akan jauh lebih merugikan ekonomi negara lain daripada ekonomi kita. Menurut saya, itu akan menjadi eskalasi besar-besaran yang akan membutuhkan respons, tidak hanya dari kita, tetapi juga dari negara lain.”

Lobi Amerika

Iran memproduksi 3,3 juta barel per hari pada Mei, menurut laporan pasar minyak bulanan OPEC yang dirilis pada bulan Juni, yang mengutip sumber analis independen. Negara itu mengekspor 1,84 juta bpd bulan lalu, dengan sebagian besar dijual ke China, menurut data dari Kpler.

Rubio meminta China untuk menggunakan pengaruhnya guna mencegah Teheran menutup selat tersebut. Sekitar setengah dari impor minyak mentah China melalui perairan berasal dari Teluk Persia, menurut Kpler.

“Saya mendorong pemerintah China di Beijing untuk menghubungi mereka tentang hal itu karena mereka sangat bergantung pada Selat Hormuz untuk minyak mereka,” kata Rubio.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |