Di Balik Kilau Emas: Animo Tinggi Tapi Cadangan Menipis

7 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena antrean panjang di toko emas usai Lebaran 2025 menarik perhatian publik. Beberapa masyarakat berbondong-bondong membeli logam mulia, seolah tak ingin ketinggalan momentum. 

Saat itu harga emas antam terus meroket. Bahkan menembus harga sebesar Rp 2.016.000 per gram, dan harga buyback tertinggi Rp 1.865.000 per gram. Emas kini tak sekadar simbol kemewahan, tetapi telah menjadi instrumen investasi yang makin dipercaya di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Logam mulia tak hanya memesona karena kilaunya, tetapi juga menyimpan nilai ekonomi yang tinggi. Namun, di balik kekayaan tersebut, ada catatan penting yang perlu dipahami. Cadangan emas Indonesia tidak selamanya akan tersedia, jika tidak dikelola dengan baik.

Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) STJ Budi Santoso menyebut kondisi cadangan emas Indonesia saat ini cukup mengkhawatirkan. Walaupun secara geologis Indonesia masih punya potensi besar yang belum tergarap. Bahkan hingga sekarang masih banyak potensi tambang emas lainnya yang masih belum ditemukan.

"Kondisinya cenderung stagnan, bahkan berpotensi turun jika tidak dilakukan eksplorasi dengan penemuan-penemuan baru," kata Budi kepada Liputan6.com, ditulis Rabu (25/6/2025). 

Data terbaru Survei Geologi AS (USGS) mencatat Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya emas. Tercatat, cadangan emas RI mencapai 2.600 ton atau nyaris 5 persen total cadangan global pada 2024. 

Kata Budi, saat ini perusahaan-perusahaan masih aktif melakukan eksplorasi untuk mendapatkan sumber daya dan cadangan baru. 

"Dengan produksi tahunan 150-160 ton per tahun, akan habis 20 tahun lagi tapi itu terkonsentrasi dari produksi PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral," ucapnya.

Daerah Kaya Emas di Indonesia

Meskipun tantangan di depan mata, Indonesia tetap menjadi salah satu pemain besar di kancah internasional. Yaitu menduduki urutan ke-enam dunia. Negara dengan cadangan emas terbesar dipegang oleh Australia, yang memiliki 12.000 ton emas.

Kemudian, Rusia menyusul di peringkat kedua dengan 11.100 ton emas, diikuti Afrika Selatan dengan 5.000 ton emas, Amerika Serikat dan China dengan 3.000 ton emas.

Jika berbicara soal daerah kaya emas di Indonesia, Papua masih memegang rekor tertinggi. Kawasan tersebut telah menjadi pusat perhatian dunia, salah satunya karena tambang Grasberg milik Freeport.

Sumbawa menyusul di posisi kedua, lalu wilayah-wilayah di Jawa bagian timur, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, hingga Halmahera. Budi menjelaskan bahwa tidak semua gunung di Indonesia menyimpan emas. Semua tergantung pada kondisi geologis dan proses alam di masa lalu.

Untuk menemukan emas pun bukanlah perkara menggali tanah sembarangan. Dibutuhkan pemahaman mendalam tentang geologi dan penerapan teknologi eksplorasi modern. Prosesnya dimulai dari pemetaan geologi untuk mengetahui kondisi batuan.

Lalu dilanjutkan dengan survei geofisika dan pengambilan sampel batuan di permukaan maupun bawah tanah.

"Dilakukan eksplorasi secara sistematis dan komprehensif mengaplikasikan konsep di atas dan teknologi baik yg sifatnya untuk mengidentifikasi potensi secara regional (skala luas) maupun skala detil," ujar dia.

Logam Lain yang Bernilai Tinggi

Di tengah ketertarikan besar pada emas muncul pertanyaan, apakah ada logam lain yang lebih bernilai?

Budi menegaskan saat ini emas paling tinggi nilai ekonomisnya. Namun, terdapat komoditas lain seperti platinum juga dianggap memiliki nilai tinggi. Dalam beberapa kasus nilainya dapat melampaui emas.

Kendati begitu, eksplorasinya jauh lebih menantang karena syarat terbentuknya berbeda, dan keberadaannya di Indonesia masih sangat terbatas. "Sudah mulai ada yang mencoba melakukan eksplorasi di Indonesia," jelas dia.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |