Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengumpulkan 31 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) binaan guna mempersiapkan perluasan pasar ekspor ke negara-negara potensial. Ada sejumlah komoditas potensial yang bisa dilirik sebagai diversifikasi produk ke luar negeri.
Direktur BCA, Antonius Widodo Mulyono melirik kekuatan UMKM Indonesia untuk bisa menembus pasar mancanegara. Namun, perlu pembinaan agar produknya bisa diterima untuk pasar ekspor.
“Kami melihat sektor UMKM turut memainkan peran penting dalam struktur perekonomian Indonesia. Namun, agar mereka dapat bertumbuh secara berkelanjutan dan bersaing di tingkat global, diperlukan akses untuk pelatihan yang tepat, pendampingan strategis, serta jejaring pasar internasional," kata Antonius dalam keterangannya, dikutip Selasa (24/6/2025).
Dia menyadari, bukan perkara mudah UMKM Indonesia masuk ke luar negeri. Ada sejumlah standar yang harus ditaati, berbeda dengan pasar dalam negeri.
Maka, dia turut menggandeng Kementerian Perdagangan yang memiliki atase perdagangan di 33 negara. BCA juga turut menggandeng International Chamber of Commerce sebagai asosiasi bisnis perdagangan global untuk memastikan UMKM RI layak merambah pasar ekspor.
"UMKM Go Export itu didorong untuk masuk ke pasar ekspor, pasar global. Apakah itu gampang? Enggak, karena untuk masuk ke pasar ekspor itu perlu ada prosedur-prosedur yang harus diikuti. Di samping memang mencari pasar mana di ekspor itu," ujar dia.
Ekspor UMKM Binaan BCA Tembus Rp 100 Miliar
Antonius menuturkan, hingga Mei 2025, nilai ekspor dari UMKM binaan BCA mwncapai Rp 100 miliar. Ini berkat pengawalan standar dan pendampingan yang dilakukan.
Pada akhir 2024 lalu, ada dua UMKM yang berhasil memperluas pasar produknya ke Malaysia, Papua Nugini, bahkan Thailand.
Diantaranya, UMKM asal Jember yang bergerak di sektor pertanian, telah mengirimkan produknya pertama kali ke Malaysia & Papua Nugini. Sementara itu, UMKM dari Padang yang memproduksi olahan rempah berhasil menembus pasar Thailand untuk pertama kalinya.
Produk Potensial Untuk Ekspor
Antonius menyampaikan, ada beberapa produk non konvensional yang berpotensi mendapatkan tempat di pasar mancanegara. Misalnya, kopi yang memiliki rasa khas Tanah Air.
"Jadi sumber daya kita, kekayaan alam kita, yang selama ini dibudayakan, nah itu yang sebetulnya perlu dicari terus potensinya. Sekarang yang ketemu tadi kan ada kopi, ada coklat, terus ada yang dari Jember yang saya bilang tadi, edamame itu kan, edamame itu ternyata bisa bagus dikembangkan di Jember sana, dan sudah ekspor," tuturnya.
Produk rempah Indonesia seperti jahe atau lengkuas pun dinilai memiliki daya tawar yang baik untuk ekspor. "Mungkin bisa diproses, apakah nanti sebagai yang langsung dari hasil petani, atau diproses dulu, ada nilai tambah, lalu di ekspor," tandasnya.