Bahlil Kirim Tim ke Angola dan AS, Cari Contoh Kilang Minyak Portabel 1 Juta Barel

13 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia telah mengirim tim untuk mencari contoh kilang minyak berkapasitss 1 juta barel. Timnya akan berangkat ke Angola, Afrika Selatan dan Amerika Serikat.

Bahlil mengungkapkan, pekan ini timnya akan berangkat ke dua negara tersebut untuk melihat operasional kilang minyak 1 juta barel di sana.

"Kilang 1 juta barel, tim saya itu hari Jumat malam berangkat ke Angola dan ke Amerika untuk mengecek kilang yang portable itu mereka sudah dijalankan di sana seperti apa," ungkap Bahlil di Hotel Borobudur, usai acara Jakarta Geopolitical Forum 2025, di Jakarta, Selasa (24/6/2025).

Operasional kilang 1 juta barel di dua negara tadi akan disesuaikan dengan rencana pembangunan di dalam negeri. Hal ini menjadi penting sebelum menjalankan proyek tersebut di dalam negeri.

"Jadi sebelum kita jalan, kita ngecek dulu contohnya seperti apa, bagaimana cara operasinya, apakah sudah sesuai dengan ekspektasi kita atau belum," kata dia.

Adapun, utusan yang dikirim Bahlil meliputi pejabat Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas), Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Migas (SKK Migas), dan PT Pertamina (Persero).

"Jadi hari Jumat malam tim saya langsung berangkat dipimpin langsung oleh salah satu direktur di (Ditjen) Migas dan SKK Migas terus gabungan dengan Pertamina untuk ngecek," ujar dia.

Pertamina Bakal Buat Perusahaan Patungan

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal melibatkan PT Pertamina (Persero) dalam membangun kilang minyak berkapasitas 1 juta barel per hari (bph) di dalam negeri.

Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan, pembangunan kilang tersebut bakal diinisiasi oleh perusahaan patungan (joint venture) yang dibentuk oleh Pertamina dengan investor.

"Ini untuk investor kita akan konsolidasikan. Jadi ya bisa dalam bentuk joint venture dengan Pertamina," ujar Yuliot di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (14/3/2025).

Yuliot membuka tangan kepada pihak investor, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri, untuk membangun perusahaan patungan dengan Pertamina sebagai pengelola kilang. "Ini kan kita joint venture. Jadi apakah ada badan usaha dalam negeri atau ini nanti dari luar, ya tergantung kondisi yang ada. Sehingga seluruh kilang itu bisa terbangun," kata dia.

Rencana pembangunan kilang minyak berkapasitas 1 juta barel ini mulanya dilontarkan oleh Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia. Itu nantinya bakal dibangun di berbagai wilayah Indonesia, guna memastikan pemerataan dan kemandirian energi.

Dibangun di Kalimantan-Papua

Langkah ini demi memperkuat ketahanan energi nasional dengan meningkatkan kapasitas kilang minyak jumbo. Sebagai bagian dari percepatan hilirisasi, proyek pembangunan pengolahan minyak (refinery) kini dirancang lebih besar dari rencana awal.

"Kita akan bangun (kilang minyak) kurang lebih sebesar 1 juta barel, dan itu akan kita lakukan di beberapa tempat, baik di Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Maluku-Papua sehingga terjadi pemerataan," kata Bahlil yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Satuan Tugas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi, beberapa waktu lalu.

Bahlil menegaskan peningkatan kapasitas kilang minyak 100 persen, dari semula 500 ribu barel ke 1 juta barel per hari merupakan hasil rapat terbatas (ratas) implementasi teknis hilirisasi bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara.

Jaga Ketahanan Energi

Hal ini demi menjaga ketahanan energi nasional dan sebagai perwujudan Asta Cita Kabinet Merah Putih sekaligus menghentikan ketergantuan Indonesia kepada kilang negara lain.

Salah satu pertimbangan peningkatan kapasitas kilang minyak ini yaitu ada ketidakseimbangan antara kebutuhan dan produksi minyak dalam negeri.

Oleh karena itu, Pemerintah akan membangun terminal penyimpanan BBM (storage) dengan kapasitas yang sama dengan kilang. "Karena kita masih impor 1 juta barel per hari," jelas Bahlil.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |