Bahlil Beberkan Oleh-oleh Kunjungan Prabowo dari Rusia

2 months ago 52

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, Rusia telah menyatakan kesiapannya untuk berinvestasi dalam pengelolaan sumur-sumur minyak tua serta pasokan energi untuk kebutuhan dalam negeri.

"Ya, kemarin kebetulan saya juga ikut dalam rombongan itu. Jadi presiden Putin menawarkan kepada pemerintah Indonesia, kepada presiden Prabowo, bahwa Rusia kan salah satu negara yang mempunyai kemampuan dan punya pengalaman panjang dalam rangka mengelola sumur-sumur minyak," kata Bahlil dalam Liputan6 Talks, Selasa (24/6/2025).

Dalam kunjungan tersebut, kata Bahlil, Presiden Rusia Vladimir Putin secara langsung menawarkan peluang kerja sama kepada Presiden Prabowo, khususnya di bidang pengelolaan sumur minyak.

Bahlil menuturkan, Rusia memiliki teknologi dan pengalaman panjang dalam revitalisasi sumur-sumur tua.

"Ada teknologinya, kemudian ada ideal well-nya yang sudah mereka lakukan juga," ujarnya.

Ia menambahkan, saat ini pemerintah tengah menyusun langkah teknis untuk menindaklanjuti tawaran tersebut. Kepala SKK Migas dan Direktur Utama Pertamina juga turut dalam lawatan ke Rusia untuk menjajaki kemungkinan kerja sama lebih lanjut.

"Kemarin saya juga bawa kepala SKK Migas untuk kita melakukan komunikasi dengan beberapa BUMN Rusia untuk mereka bisa melakukan kerjasama. Saya juga bersama-sama dengan Direktur Utama PT Pertamina," ujar Bahlil.

3 Bentuk Kerjasama RI dengan Rusia

Menurut Bahlil, setidaknya ada tiga bentuk kerja sama yang tengah dibahas. Pertama, pengelolaan sumur minyak tua. Kedua, potensi impor minyak mentah (crude) dari Rusia. Ketiga, penjajakan kerja sama di bidang gas, termasuk LPG.

Bahlil mengungkapkan, kebutuhan LPG nasional adalah 8 juta ton per tahun, namun Indonesia baru bisa produksi 1,3 juta ton. Sisanya masih impor. Rusia bisa menjadi salah satu alternatif pemasok, tentu dengan syarat harganya kompetitif.

"Sekarang kan kalau untuk LPG, kita memang 80% impor. Impor LPG kita, produksi kita di sini masih minim. Dari total kebutuhan kita 8 juta ton per tahun. Itu produksi kita hanya sekitar 1,3 juta. Jadi impor kita itu masih kurang lebih sekitar 7 juta ton per tahun. Ini bisa salah satu alternatifnya dari sana," jelasnya.

Investor Rusia Segera Tindak Lanjuti

Terkait respons Rusia terhadap tawaran Indonesia, Bahlil memastikan bahwa tanggapan yang diterima sangat positif. Bahkan, sejumlah investor Rusia akan segera datang ke Tanah Air untuk memulai penjajakan teknis.

"Kemarin saya menerima juga beberapa investor Rusia. Saya mendampingi Pak Presiden Prabowo. Mereka datang, mereka menyampaikan minat mereka. Bahkan minggu ini di hari Kamis, Jumat, sudah ada tim dari Rusia yang datang ke Indonesia untuk memulai," ujarnya.

Ia menambahkan, jaringan kuat Presiden Prabowo di dunia usaha, khususnya sektor energi, turut membuka pintu lebih lebar untuk kerja sama strategis ini.

"Pak Presiden Prabowo kan mempunyai jaringan pengusaha-pengusaha minyak yang cukup banyak lah di sana. Karena dulu kan Pak Presiden Prabowo sebelum menjadi Presiden kan juga adalah di dunia usaha. Dan salah satu jaringan di bidang energinya kan cukup baik," pungkasnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |