PARTISIPASI pemilih dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) 2024 hanya mencapai 68%. Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI mengungkapkan meskipun angka itu berada di bahwa rata-rata nasional, capaian itu termasuk luar biasa.
"Dalam kacamata kami, itu sudah luar biasa di tengah tahapan-tahapan yang seperti ini. Tentu kami berterima kasih sekali atas semua partisipasi banyak pihak, para pemilih yang sudah menggunakan hak pilih," ujar Ketua KPU RI Mochammad Afifuddin di Senayan, Jakarta, Rabu (4/12).
Afif menyampaikan KPU RI akan mengevaluasi partisipasi pemilih yang menurun apabila dibandingkan dengan pemilihan umum 2024. Ia menjelaskan hal yang akan dievaluasi yakni waktu pelaksanaan pilkada dan pemilu pada tahun yang sama. Meskipun keduanya digelar pada tahun ini, tetapi dengan nuansa dan kemeriahan yang berbeda. Menurut Afif, pemilu mendapatkan perhatian yang lebih dari masyarakat daripada pilkada.
"Calon yang pasti berbeda banyak dengan pileg (pemilihan anggota legislatif) dan juga pilpres (pemilihan presiden dan wakil presiden), hingga sorotan yang lebih banyak tertuju ke satu titik dengan pilkada yang secara serentak bersamaan seperti sekarang," terang dia.
KPU, terang dia, meminta para pihak untuk meningkatkan partisipasi pemilih sebagai pekerjaan rumah bersama.
"Tentu kami dari KPU menerima semua catatan, evaluasi, dan masukan untuk perbaikan ke depan," tukasnya. KPU RI mengungkapkan bahwa 81,78 persen pemilih menggunakan hak pilih pada Pilpres 2024, kemudian sebanyak 81,42 persen untuk Pemilu Anggota DPR RI, dan 81,36 persen untuk Pemilu Anggota DPD RI. (Ant/H-3)