PRESIDEN Turkiye Recep Tayyip Erdogan dan Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte membahas perang Rusia-Ukraina dan langkah-langkah mengakhiri genosida di Palestina.
Dalam pertemuan mereka di ibu kota Ankara, kedua pemimpin juga membahas kesepakatan bersama dalam memerangi terorisme.
"Turkiye akan menjadi tuan rumah KTT NATO 2026, ini solidaritas sekutu NATO dengan Ankara dalam memasok peralatan industri pertahanan, dan kontribusi Turkiye sebagai sekutu NATO," kata pernyataan Direktorat Komunikasi Turkiye.
Pemimpin Turkiye juga berterima kasih kepada Rutte atas pesan solidaritasnya setelah serangan teror bulan lalu terhadap markas besar Industri Dirgantara Turki (TAI) di ibu kota Ankara.
Dalam pertemuan itu, Rutte menyebut bahwa mereka membahas ancaman terorisme, perang di Ukraina, dan krisis di Timur Tengah.
“Dalam dunia yang semakin tidak dapat diprediksi, Turkiye memberikan kontribusi yang sangat berharga bagi NATO,” sebutnya.
Menteri Luar Negeri Hakan Fidan, Menteri Pertahanan Nasional Yasar Guler, Direktur Komunikasi Fahrettin Altun, dan penasihat presiden Akif Cagatay Kilic juga menghadiri pertemuan di Kompleks Kepresidenan, yang menandai kunjungan pertama Rutte ke Turkiye sejak menjabat bulan lalu.
"Fidan juga mengadakan pembicaraan empat mata secara terpisah dengan pemimpin NATO," kata Kementerian Luar Negeri.
Selain itu, Rutte bertemu dengan Guler di Kementerian Pertahanan Nasional sebagai bagian dari kunjungannya ke Ankara.
Dalam pertemuan terpisah, Rutte didampingi delegasinya mengunjungi kantor pusat Industri Dirgantara Turkiye di ibu kota.
“Sebagai bagian dari kunjungan tersebut, pertemuan pengarahan dan konsultasi penting mengenai industri pertahanan kami diadakan dengan delegasi NATO,” kata Haluk Gorgun, kepala Badan Industri Pertahanan, yang juga hadir pada pertemuan tersebut.
Gorgun mengatakan mereka membahas pentingnya kehadiran kuat Turkiye di NATO, perlunya kerja sama industri pertahanan yang berkelanjutan dengan negara-negara NATO dan potensi proyek bersama di masa depan.
Rutte, mantan perdana menteri Belanda, menjadi sekretaris jenderal NATO ke-14 pada bulan Oktober, menggantikan Jens Stoltenberg yang sudah lama menjabat.
Turkiye telah menjadi anggota aliansi ini sejak tahun 1952 atau lebih dari 70 tahun. (Anadolu/Fer/P-3)