Santri Ponpes di Bantaeng Ditemukan Tewas Tergantung, Ada Tanda Kekerasan

1 week ago 6
Santri Ponpes di Bantaeng Ditemukan Tewas Tergantung, Ada Tanda Kekerasan Ambulans pembawa jenazah Rafli, santri asal pesantren di Bantaeng yang tewas tergantung.(Dok. Metro TV)

RAFLI, usia 14 tahun, salah satu santri pondok pesantren Madrasatul Quran Hasyim Asy'ari di Bantaeng, Makassar, ditemukan tewas tergantung di dalam pondok. Ia ditemukan dalam kondisi kaki terikat dan terdapat tanda-tanda dugaan kekerasan pada bagian tubuh korban, seperti diantaranya, luka di leher dan kepala.

Hal itu diperkuat berdasarkan hasil autopsi terhadap jenazah Rafli di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar, yang menemukan adanya tanda-tanda dugaan kasus kriminal di tubuh korban. Jasad sebelumnya menjalani autopsi dan ditemukan adanya dugaan tanda-tanda kasus kriminal di tubuh Rafli.

"Jadi kami telah melakukan proses autopsi sesuai permintaan dari penyidik Polres Bantaeng, yah. Tadi kami mulai lebih dari setengah 01 Wita, selesai setengah 04 Wita, jadi kurang lebih 3 jam, kami melakukan proses itu. Dan setelah itu, kita serahkan ke keluarga untuk pemulasaran dan dibawa kembali ke Bantaeng," kata Spesialis Forensik Dokpol Polda Sulawesi Selatan, Denny Mathius.

"Kami sudah ada beberapa temuan-temuan, kami sudah sampaikan ke penyidik yang juga hadir di dalam proses autopsi itu. Jadi untuk detail nya, itu tadi saya sampaikan, karena inikan masih dalam proses investigasi," katanya.

Sebelumnya, jenazah, Rafli Usia 14 tahun, ditemukan tewas tergantung. Tepat di bawah kolong rumah panggung, tempat pembina pondok pesantren, pada Sabtu, (23/11) malam, sekitar Pukul 21.00 Wita.

Jenazah anak kedua dari dua bersaudara tersebut, kali pertama ditemukan oleh kakaknya, yang juga mondok di pesantren serupa, dan telah duduk di bangkuh Madrasah Aliayah.

Pihak keluarga yang mendapatkan penyampaian awal dari pihak pondok, korban gantung diri menemukan beberapa kejanggalan pada tubuh jenazah almarhum. Diantaranya tanda-tanda dugaan kekerasan seperti luka bekas cakaran pada bagian leher berikut bekas lilitan serta luka benjolan pada bagian kepala.

Selain itu, juga ditemukan kursi rusak di sekitar jenazah almarhum, saat kali pertama ditemukan tewas tergantung menggunakan sarung oleh kakaknya.

Atas sejumlah kejanggalan itu, pihak keluarga minta untuk dilakukan autopsi terhadap jenazah almarhum, saat memberikan laporan polisi di Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan.

Hingga kini, keluarga almarhum juga menyayangkan sikap pengelola pondok yang tidak menemui keluarga almarhum saat mendatangi tempat korban mondok untuk minta klarifikasi.

Saat ini, jenazah santri pondok pesantren tersebut telah di bawah pulang oleh pihak keluarga ke kampung halaman, di Desa Balumbung, Kecamatan Tompo Bulu, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, untuk dikebumikan. (Z-9)

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |