KABUPATEN Garut memiliki potensi besar dalam mendukung swasembada pangan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui pengembangan budidaya kentang yang menjadi komoditas utama Program Upland di Garut. Adapun, program Upland didukung oleh International Fund for Agricultural Development (IFAD) dan Islamic Development Bank (IsDB).
"Seiring dengan program pemerintah yang kini fokus pada ketahanan pangan dan swasembada pangan, potensi di daerah dataran tinggi ini seharusnya menjadi sasaran utama. Petani di daerah ini memiliki potensi besar, baik untuk tanaman pangan maupun hortikultura," kata Anggota Tim Supervisi Misi IFAD, Rahmi Khalida, melalui keterangannya, Senin (25/11).
Menurut Rahmi, iklim dan kesuburan tanah menjadikan Garut sebagai wilayah yang potensial untuk pengembangan berbagai tanaman. "Sayang jika program ini tidak berkesinambungan dengan kebijakan pemerintah yang berfokus pada swasembada pangan," tambahnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Haeruman, menyampaikan bahwa saat ini Program Upland baru dilaksanakan di tiga desa dan akan dikembangkan ke beberapa desa lainnya.
Saat ini, Program Upland di Kab Garut tersebar di beberapa desa, di antaranya Desa Sukawargi dengan luas areal 100 hektare, Desa Cikanang seluas 30 hektare, Desa Simpang 40 hektare, dan Desa Margamulya 40 hektare. Secara total, pengembangan Program Upland di Kabupaten Garut, yang dimulai pada tahun 2021 hingga 2024, mencakup 200 hektare.
"Dengan adanya Program Upland, pendapatan petani meningkat. Petani yang sebelumnya tergolong petani gurem kini mengalami kemajuan ekonomi. Kami berharap kegiatan ini tidak hanya meningkatkan ekonomi di Desa Sukawargi, tetapi juga dapat meluas ke desa-desa lain yang memiliki potensi pengembangan tanaman kentang. Insya Allah, pada tahun 2025, pengembangan ini akan mencakup 3 hingga 4 desa tambahan dengan potensi luar biasa di Kabupaten Garut," kata Haeruman. (M-3)