PENELITIAN terbaru dari University College London (UCL) menunjukkan sebagian besar remaja yang terpapar Covid jangka panjang (long Covid) pulih dalam waktu dua tahun.
Studi ini merupakan penelitian terbesar yang dilakukan pada anak-anak dan remaja, sehingga memberikan wawasan penting tentang dampak penyakit Covid-19 pada kelompok usia muda.
Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), virus corona adalah kelompok virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan. Virus ini pertama kali diidentifikasi di Kota Wuhan, Tiongkok, dan dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Peneliti mendefinisikan long Covid sebagai kondisi di mana seseorang mengalami lebih dari satu gejala seperti kelelahan, sulit tidur, atau sakit kepala, yang disertai dengan masalah mobilitas, perawatan diri, rasa nyeri, atau perasaan cemas dan sedih, selama lebih dari tiga bulan.
Menurut Prof. Sir Terence Stephenson, kepala peneliti studi pertama yang membahas perihal ini, menyebutkan bahwa mayoritas remaja yang memenuhi kriteria long Covid pada tiga bulan pertama setelah terinfeksi telah pulih dalam dua tahun.
"Ini adalah kabar baik, tetapi masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami mengapa sebagian kecil remaja belum pulih," ungkap peneliti yang berasal dari Institut Kesehatan Anak UCL Great Ormond Street itu.
Data Hasil Penelitian
Penelitian tentang dampak long Covid pada anak-anak dan remaja melibatkan 12.632 peserta berusia 11 hingga 17 tahun yang menjalani tes PCR Covid-19 pada September 2020 hingga Maret 2021.
Dari jumlah tersebut, 943 anak yang dinyatakan positif diminta untuk melaporkan kondisi kesehatan mereka pada tiga, enam, 12, dan 24 bulan setelah tes.
Hasilnya menunjukkan bahwa pada tiga bulan pertama setelah diagnosis, 233 remaja mengalami gejala long Covid.
Kemudian setelah enam bulan, jumlah ini berkurang menjadi 135 remaja. Satu tahun setelah itu, hanya 94 anak yang masih mengalami gejala, dan setelah dua tahun, jumlahnya semakin berkurang menjadi 68 anak.
Dengan kata lain, sekitar 70% pasien berhasil pulih dalam dua tahun, sedangkan 30% lainnya masih mengalami gejala yang lebih lanjut.
Adapun gejala yang paling sering dilaporkan biasanya mencakup rasa lelah yang berkepanjangan, kesulitan tidur, sesak napas, dan sakit kepala.
Rata-rata, anak yang terkena Covid mengalami lima hingga enam gejala yang berulang dalam setiap laporan kesehatan mereka.
Langkah Lanjutan
Penelitian yang didanai oleh dari National Institute for Health and Care Research (NIHR) dan UK Research and Innovation ini, menyoroti komitmen dalam memahami dampak long Covid pada anak-anak.
Namun, Dr. Margaret O’Hara, yang berasal dari organisasi Long Covid Support, menegaskan perlunya studi prospektif lanjutan dengan cakupan yang lebih luas untuk mengukur secara pasti dampak long Covid pada anak-anak.
"Meskipun temuan ini membawa harapan, mereka juga menunjukkan perlunya layanan yang berkelanjutan dan kolaborasi antarpeneliti agar semua anak mendapatkan perawatan yang memadai," kata Dr. O’Hara.
Komitmen untuk mengenai masalah ini, dapat menjembatani kesenjangan layanan kesehatan, sehingga bisa menjadi langkah dalam menghadapi tantangan long Covid di masa depan. (Z-12)
Sumber: The Guardians, Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Ucl.ac.uk