Pemuda Muhammadiyah Magelang Serukan Pilkada Damai

1 week ago 8
Pemuda Muhammadiyah Magelang Serukan Pilkada Damai Diskusi politik pilkada damai yang digelar Angkatan Muda Muhammadiyah Kabupaten Magelang.(Dok.Istimewa)

PEMUDA Muhammadiyah Jawa Tengah menyerukan pemilu kepada daerah yang damai menjelang pemilihan Gubernur Jawa Tengah pada 27 November nanti. Seruan itu disampaikan dalam diskusi bertajuk Pemilu Damai: Arah Politik Warga Muhammadiyah Jawa Tengah dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Tahun 2024.

Forum yang diprakarsasi Angkatan Muda Muhammadiyah Kabupaten Magelang itu mengetengahkan tema pemilu damai yang dihadiri sejumlah aktivis muda Muhammadiyah di Jawa Tengah.

"Pemilihan umum, seperti pemilihan kepala daerah baik pemilihan gubernur maupun pemilihan bupati itu semestinya menjadi ruang kontenstasi yang mencerahkan dalam bingkai demokrasi yang sehat," ujar Wasiun, selaku Ketua Bidang Organisasi Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Tengah.

Menurut Wasiun, pemilihan umum seperti pemilihan kepala daerah adalah sarana demokrasi yang baik untuk menguji gagasan, integritas dan kapasitas calon-calon pemimpin Jawa Tengah dalam 5 tahun ke depan.

"Sepintas di Jawa Tengah nuansa politik di akar rumput cukup kondusif. Masyarakat tidak terbelah seperti pemilihan presiden tahun 2014-2019 lalu. Kendati masih terjadi satu, dua kabar bohong atau hoaks yang beredar di sosial media." Kata Wasiun.

Retno Dwi Astuti dari Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah Kabupaten Magelang, menyatakan, bahwa ia mengharapkan gubernur di Jawa Tengah yang terpilih mendatang memiliki program yang menyasar kelompok muda, baik dalam bidang pendidikan maupun ekonomi kreatif.

"Sayangnya para calon gubernur ini sebagian besar orang dewasa (bukan anak muda). Semoga mereka bisa memiliki semangat anak-anak muda yang lebih suka bicara masa depan, dibanding membicarakan masa lalu," kata Retno penuh semangat.

Diskusi yang digelar oleh Angkatan Muda Muhammadiyah Kabupaten Magelang ini cukup hangat dan menjadi forum pendidikan politik yang baik, khususnya bagi anak-anak muda di Magelang dan sekitarnya. Forum itu juga menghadirkan peneliti dari The Public Sphere Institute, sebuah lembaga penelitian dari Yogyakarta, Jr. Wahyu Hermawan.

Jr. Wahyu menyebutkan bahwa pemilih di Jawa Tengah itu didominasi oleh pemilih dari Generasi Z dan Y (milenial) yang mencapai 52,88%. "Pemilih di Jawa Tengah itu didominasi anak muda. Jumlah anak-anak generasi Z saja mencapai 20,83%. Jumlah ini sangat signifikan. Apabila calon-calon kepala daerah baik calon bupati/wali kota maupun gubernur tidak bisa meyakinkan anak muda, bisa alami kekalahan," ujar Jr. Wahyu.

Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa dalam riset pemilihan kepala daerah di Jawa Tengah yang dilakukan The Public Sphere Institute baru-baru ini mendapatkan data sejumlah anak-anak muda belum mengambil sikap atau pilihan dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur di Jawa Tengah.

"Dalam riset yang kami lakukan terhadap 1.600 responden pada akhir Oktober 2024 lalu, menggunakan metode multi stage random sampling, dengan margin of error kurang lebih 2,45% pada tingkat kepercayaan 95%, menyebutkan bahwa anak-anak muda masih dalam posisi wait and see, untuk melihat ide dan gagasan para calon gubernur/wakil gubernur di Jawa Tengah," paparnya.

Menurut Wahyu, salah satu data yang menarik adalah adanya split ticket pada kelompok pemilih warga Muhammadiyah dan nahdliyin yang kecenderungannya menjadi pemilih Ahmad Lutfi dan Taj Yasin, sementara pemilih dari kelompok nasionalis memilih Andika dan Hendrar.

"Sebagian split ticket warga Muhammadiyah dan ormas keagamaannya lainnya menjadi pemilih Ahmad Lutfi & Taj Yasin, sedangkan kelompok nasionalis ke Andika dan dan Hendrar. Namun, jika ditanya prosentase dari split ticket ini saya tidak bisa mengungkapkannya karena nanti dianggap sedang mengampanyekan salah satu kandidat. Kami hanya bisa menyatakan bahwa kedua kandidat bersaing ketat. Masih ada sejumlah massa mengambang yang sebagian besar adalah anak-anak muda, yang akan menjadi penentu siapa pemenangnya kelak," jelas Wahyu.   

Menanggapi pernyataan Jr. Wahyu, Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Magelang, Latif Al Ghozali, memberikan pendapat bahwa hasil survei kemungkinan dalam minggu ini sudah berubah, mengingat debat para calon gubernur dan wakil gubernur di Jawa Tengah telah selesai dilakukan.

"Saya tidak membantah hasil riset tersebut, tetapi saya kira sudah berubah karena kami para pemilih muda sebagian sudah menentukan siapa yang akan dipilih dalam pemilukada mendatang," ujar Latif.

Dalam penutupnya, Wasiun menyatakan bahwa ia berharap pemilukada baik di tingkat kabupaten/kota maupun provinsi minggu depan dapat terlaksana dengan damai tanpa ada insiden yang mencederai iklim demokrasi.

Sebelumnya, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengajak masyarakat yang punya hak pilih untuk mencoblos."Kepada warga Muhammadiyah menjadi pemilih bertanggung jawab, cerdas, dan mengedukasi masyarakat agar memilih yang betul-betul bisa memimpin daerahnya, pemimpin amanat, kemudian jujur dan dapat dipercaya, profesional dan berintegritas," katanya di Temanggung, Jawa Tengah, Sabtu (23/11).

Hal tersebut disampaikan usai kegiatan Milad Ke-112 Muhammadiyah Jawa Tengah dan Peresmian Gedung Zam-Zam Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Temanggung.

Ia juga berpesan agar para peserta pilkada, kontestan pilkada, dan pendukung paslon harus berkontestasi secara demokratis dan anti-politik uang. Bahkan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah juga telah mengeluarkan fatwa haram politik uang selama momentum Pilkada 2024. (Ant/N-2)

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |