PEMERINTAH Kabupaten Bandung telah menetapkan status Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Tanah Longsor sejak 23 November sampai 6 Desember 2024.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung mencatat, dari 30 desa terdampak banjir pada akhir pekan lalu, sebagian besar sudah surut. Saat ini, Senin (25/11), tersisa delapan desa yang masih digenangi air.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung, Uka Suska Puja Utama, menyebutkan desa yang masih terdampak ialah Desa Bojongsari, Bojongsoang, Tegaluar, Dayeuhkolot, Citereup, Rancamanyar, Sukamukti, dan Desa Sumbersari. Ketinggian muka air antara 30-150 meter.
Sampai saat ini masih ada 236 kepala keluarga atau 707 jiwa yang mengungsi. Mereka berada di 10 titik pengungsian, yakni masjid, sekolah dan kantor desa.
"Bencana banjir berdampak pada 3.976 Kepala Keluarga (KK) atau 11.082 jiwa. Satu warga diduga hilang terseret arus, dan masih terus dicari," ujarnya, Senin (25/11).
Hasil inventarisasi juga mendapati data 1.169 rumah terendam benjir, tiga rumah rusak berat, dua fasilitas ibadah terdampak, dan satu gudang kebanjiran.
Sementara itu, tanah longsor juga terjadi di Kabupaten Bandung. Di Desa Panundaan, Kecamatan Ciwidey, tiga rumah terdampak.
Tanah longsor juga terjadi di Desa Mandalamekar, Kecamatan Cimenyan. Satu rumah ambruk.
Wilayah terdampak longsor lainnya berada di Desa Girimulya, Kecamatan Pacet, Desa Neglasari, Kecamatan Banjaran, Desa Sukamaju, Kecamatan Majalaya, Desa Sadu di Kecamatan Soreang, dan Desa Mekarsari di Kecamatan Pacet. (SG/J-3)