PENUMONIA adalah salah satu penyakit yang semakin dikenal masyarakat, terutama setelah pandemi covid-19. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, mulai dari balita hingga lansia.
Pneumonia adalah radang jaringan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi, baik itu virus, bakteri, jamur, maupun parasit.
Meskipun sering dianggap sebagai penyakit infeksi biasa, pneumonia dapat berakibat serius, terutama pada populasi usia lanjut dan mereka yang memiliki penyakit penyerta (komorbid).
Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2019, pneumonia menyebabkan 14% dari seluruh kematian anak di bawah lima tahun, dengan total kematian mencapai 740.180 jiwa.
Di Indonesia, berdasarkan data Riskesdas 2018, jumlah penderita pneumonia meningkat seiring bertambahnya usia. Pada kelompok usia 55-64 tahun, prevalensinya mencapai 2,5%, pada usia 65-74 tahun sebesar 3%, dan pada usia 75 tahun ke atas mencapai 2,9%.
Pneumonia dapat disebabkan berbagai mikroorganisme, seperti virus, bakteri, dan jamur. Pada orang dewasa, penyebab yang paling sering adalah infeksi bakteri.
Namun, selain infeksi, gaya hidup juga memainkan peran penting dalam meningkatkan risiko seseorang terkena pneumonia.
Dalam media interview bersama Media Indonesia (25/11), dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi dari RS Pondok Indah Desilia Artikawati menjelaskan bahwa kebiasaan merokok, konsumsi alkohol berlebihan, kekurangan gizi, serta obesitas, adalah faktor risiko utama yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terjangkit pneumonia.
Lebih lanjut, Desilia menambahkan pentingnya menjaga kesehatan mulut, karena mulut adalah saluran utama bagi bakteri dan virus untuk masuk ke saluran pernapasan.
Jika kebersihan mulut tidak dijaga, bakteri dapat berkembang biak dan masuk ke paru-paru, meningkatkan risiko infeksi pneumonia. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk rutin memeriksakan kesehatan mulut ke dokter gigi untuk mencegah masalah lebih lanjut.
Gejala pneumonia biasanya dimulai dengan batuk berdahak atau bernanah, demam, menggigil, dan kesulitan bernapas. Penyakit ini dapat menyebar melalui percikan dahak yang terhirup oleh orang lain saat pasien batuk, bersin, atau berbicara.
Selain itu, virus juga dapat menular melalui permukaan benda yang terkontaminasi. Namun, pneumonia yang disebabkan oleh infeksi jamur umumnya tidak menular.
Ia menjelaskan bahwa durasi penyebaran pneumonia tergantung pada penyebabnya. Jika pneumonia disebabkan bakteri, setelah pasien diberikan antibiotik dalam waktu 1-2 hari, risiko penularan akan berkurang.
Sementara itu, pada pneumonia yang disebabkan oleh virus, pasien dapat dianggap tidak menular setelah 48 jam tanpa demam.
Penanganan pneumonia memerlukan diagnosis yang tepat dan pengobatan yang sesuai. Begitu pneumonia didiagnosis, pemberian antibiotik harus dilakukan sesegera mungkin, terutama pada pasien rawat inap.
Sebelum memberikan antibiotik, sampel dahak atau spesimen dari saluran pernapasan perlu diambil untuk mengetahui jenis bakteri penyebab infeksi. Selain itu, terapi pendukung seperti pemberian oksigen, cairan, inhalasi, serta fisioterapi juga dapat membantu pasien dalam proses penyembuhan.
Pemantauan terus-menerus terhadap kondisi pasien sangat penting untuk menentukan apakah pengobatan berjalan dengan baik atau tidak.
Jika diperlukan, terapi lanjutan dapat diberikan, seperti pemberian antivirus atau antijamur, tergantung pada hasil pemeriksaan.
Pencegahan pneumonia dapat dilakukan dengan mengadopsi pola hidup sehat.
Desilia menekankan pentingnya untuk tidak merokok, menghindari menjadi perokok pasif, dan mengonsumsi makanan yang kaya akan antioksidan serta antiinflamasi, seperti kunyit, jahe, gandum utuh, alpukat, kedelai, sayuran berwarna hijau, kuning, dan oranye, serta telur.
Makanan yang mengandung magnesium juga bermanfaat untuk memperkuat otot-otot pernapasan.
Selain itu, penggunaan masker saat keluar rumah untuk menghindari polusi udara juga sangat dianjurkan, karena kita tidak dapat mengontrol jumlah polusi yang terhirup.
Vaksinasi juga merupakan langkah penting dalam pencegahan pneumonia, terutama vaksinasi pneumonia dan influenza yang disarankan secara rutin untuk orang dewasa, serta vaksinasi anak-anak sesuai jadwal yang disarankan.
Tidak kalah pentingnya adalah menjaga kesehatan mulut, dengan rutin memeriksakan diri ke dokter gigi. Menjaga kebersihan mulut adalah langkah sederhana namun efektif untuk mencegah pneumonia.
Pneumonia adalah penyakit serius yang dapat menyerang siapa saja, namun dengan penanganan yang tepat dan pencegahan yang baik, kita dapat mengurangi risiko dan dampaknya. Pola hidup sehat, pemeriksaan kesehatan rutin, serta vaksinasi adalah kunci utama untuk melindungi diri dari pneumonia. (Z-1)