BANDA ACEH, ACEHPORTAL.com – Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Provinsi Aceh Tahun 2024 resmi dibuka di Hotel Ayani, Banda Aceh, Senin (18/11/2024) malam. Acara ini dibuka oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Almuniza Kamal, S.STP, M.Si., mewakili Pj Gubernur Aceh, Dr. H. Safrizal ZA, M.Si.
FTBI 2024 menghadirkan tujuh mata lomba, termasuk mendongeng, membaca puisi, pidato, membaca dan menulis aksara daerah, tembang tradisi, menulis cerita pendek, dan komedi tunggal.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Aceh, Drs. Umar Solikhan, M.Hum., menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan memperkuat kecintaan generasi muda terhadap bahasa ibu sebagai identitas dan kekayaan budaya.
"Bahasa ibu adalah kunci untuk mempertahankan nilai-nilai kehidupan, kebudayaan, dan kearifan lokal. Interaksi di dalam keluarga menjadi langkah awal untuk melestarikan bahasa daerah," kata Umar.
Ajang ini diikuti oleh 41 peserta dari enam kabupaten/kota di Aceh: Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie, Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Gayo Lues. Peserta datang dengan total 270 orang, termasuk pendamping dan maestro dari daerah masing-masing.
Perlombaan akan digelar sehari penuh mulai pagi ini hingga malam dan diikuti oleh 41 peserta 3 pendamping dan 1 maestro dari perwakilan Kabupaten/Kota.
Dalam sambutannya, Almuniza Kamal menyampaikan apresiasi kepada Balai Bahasa Provinsi Aceh dan Dinas Pendidikan Aceh atas inisiatif menggelar FTBI.
“Festival Tunas Bahasa Ibu adalah langkah nyata melestarikan dan memuliakan bahasa ibu sebagai bagian dari identitas, karakter, dan kekayaan budaya yang diwarisi dari para leluhur. Melalui festival ini, kita mendorong generasi muda untuk bangga dan aktif menggunakan bahasa daerah,” ujarnya.
Almuniza juga menekankan pentingnya melibatkan semua pihak—orang tua, pendidik, hingga masyarakat—untuk menjadikan bahasa daerah sebagai alat komunikasi sehari-hari.
FTBI menjadi bagian dari gerakan Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) yang bertujuan mempromosikan keberagaman bahasa dan budaya di Aceh. Umar Solikhan berharap acara ini akan memotivasi generasi muda untuk melestarikan bahasa daerah.
“Bahasa ibu bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga medium untuk menyampaikan petuah, adat, dan nilai luhur budaya. Melalui festival ini, kita menjaga warisan budaya agar tidak punah di tengah arus globalisasi,” tambahnya.
Selain lomba, FTBI juga menjadi ajang apresiasi kepada pelaku RBD, baik individu maupun kelompok. Festival ini akan dilanjutkan ke tingkat nasional pada 9–14 Februari 2025.
"Semoga FTBI terus berlanjut dan memberi dampak positif bagi pelestarian bahasa dan budaya Aceh. Mari jadikan acara ini sebagai momentum memperkuat komitmen bersama untuk menjaga bahasa ibu agar tetap hidup," tutup Almuniza.
FTBI 2024 menjadi bukti nyata komitmen Aceh dalam melestarikan bahasa daerah sebagai identitas budaya yang harus terus diwariskan kepada generasi mendatang.