6 Film Indonesia Ikut Indonesia-France Film Lab di JAFF Market

13 hours ago 2
6 Film Indonesia Ikut Indonesia-France Film Lab di JAFF Market Para pegiat film di JAFF Market.(Dok. MI)

ENAM film Indonesia terpilih sebagai partisipan dalam lab pendampingan dan pengembangan dalam program Indonesia-France Film Lab di JAFF Market. Keenam film tersebut adalah First Breath After Coma, Partus, Sides of A Coin, Happy Happy Family, Anak (Kwaaak!), dan Fly!.

Fasilitasi ini menjadi dukungan dari pemerintah Prancis terhadap industri ekonomi kreatif Indonesia, khususnya industri film. Melalui program lab ini, diharapkan para sineas Indonesia dapat berjejaring dan bekerja sama dengan para pelaku film asal Prancis.

Duta Besar Prancis untuk Indonesia Fabien Panone mengungkapkan program lab ini menjadi contoh yang sangat baik dalam pertukaran dan pengenalan lebih jauh mengenai proyek-proyek Indonesia ke para pelaku film di Prancis. Di lab ini, di antaranya mentor yang memberikan pendampingan adalah sutradara, produser, dan distributor.

“Mereka di sini untuk membimbing, tetapi juga jadi kesempatan bagi mereka untuk menemukan banyak orang berbakat. Lab ini merupakan lab pendampingan untuk para produser muda berbakat, dan juga sutradara film, untuk lebih mengenal pasar film di Prancis. Kemudian ketika mereka akan berhubungan dengan produser Prancis, akan lebih mudah bagi mereka untuk mempresentasikan proyek-proyek mereka, dan dengan demikian akan membuka peluang baru untuk mengembangkan kerja sama semacam ini,” kata Duta Besar Prancis untuk Indonesia Fabien Panone kepada Media Indonesia di JAFF Market, Jogja Expo Center, Yogyakarta, Rabu, (4/12).

Widya Arifianti, penulis skenario film Anak (Kwaaak!) mengungkapkan setelah mengikuti lab ini, ia akan menyelesaikan draf pertama skenario. Sebelumnya, Widya juga telah mengikuti lab film lain.

“Proyek yang kami bawa ke lab ini juga untuk mencari potensi produksi dengan negara-negara lain. Karena yang menarik adalah di program ini banyak banget mentor-mentor dari negara-negara lain, dari Eropa khususnya, yang mana punya background yang keren banget. Kami bisa melihat proyek ini nantinya mau dipasarkan untuk siapa, dipasarkan ke mana, diputar di mana. Bahkan walaupun kita masih dalam menulis skrip, kami akhirnya bisa memetakan,” kata Widya saat ditemui di kesempatan sama dengan Fabien.

Sutradara First Breath After Coma, Jason Iskandar menambahkan, pada dasarnya lab ini menjadi platform untuk mengembangkan masing-masing film peserta. Jason sendiri setelah lab film ini, dirinya akan menuju project market.

“Jadi kami pengen langsung ke project market buat memperkenalkan proyek ini ke stakeholder internasional, untuk bertemu dan membuka peluang kerja sama.  Kami juga pengen kenalan sama pelaku-pelaku industri perfilman dari Prancis,” kata Jason Iskandar. (Z-9)

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |